UGM mendesak kepada Presiden Joko Widodo beserta instansi terkait segera menyelesaikan konflik antara KPK-Polri. Selain itu, Presiden juga perlu menjaga agar energi bangsa tidak terkuras oleh kepentingan-kepentingan elite politik yang dapat menghambat proses penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi, sehingga mengganggu pelaksanaan agenda-agenda besar yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Hal ini mengemuka dalam pernyataan sikap sivitas akademika UGM terkait kemelut KPK dan Polri, Rabu (28/1) di Balairung UGM. Pernyataan sikap dibacakan oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UGM, Prof. Dr. Ir. Sunjoto, Dip.HE, DEA, Ketua Senat Akademik UGM, Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA, jajaran pimpinan universitas, guru besar, dekan dan dosen.
“UGM mendukung keutuhan NKRI dari perpecahan internal maupun intervensi eksternal,”kata Dwikorita.
Sivitas akademika UGM juga berharap agar KPK dan Polri berbenah dan mendayagunakan hubungan yang lebih baik serta akuntabel setransparan mungkin agar dapat lebih meningkatkan kredibilitas, sehingga fungsi kelembagaannya dapat normal kembali. Tim independen (tim 9) diharapkan bisa menyelesaikan konflik tersebut secara bermartabat.
“Kita selamatkan lembaga-lembaga penegak hukum untuk menjadi lebih bersih, berwibawa dan bermartabat,”tambah Rektor.
Sementara itu Ketua DGB UGM, Prof. Ir. Sunjoto menambahkan pernyataan sikap UGM ini merupakan bentuk keprihatinan kalangan akademisi atas konflik yang berlarut-larut antara KPK dan Polri. “Ini bentuk keprihatinan dan bukan untuk memperkeruh keadaan. UGM juga tidak ingin masuk ke hal-hal teknis,”kata Sunjoto.
Dekan FISIPOL UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si menilai sampai saat ini belum ada upaya tegas dari Presiden Joko Widodo maupun pihak terkait lainnya untuk menyelesaikan konflik KPK dan Polri. Ia berharap agar kasus ini segera tuntas sehingga tidak ada kepentingan individu dan kelompok yang akan memanfaatkannya.
“Jangan terlalu lama kasus ini menggantung karena seakan-akan kita itu ditinggal pemimpinannya,”tegas Erwan (Humas UGM/Satria;foto: Budi H)