Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan RS. Kanker Dharmais, Dra. Rizla Andalusia, Apt., M.Pharm lulus ujian doktor dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan dari Fakultas kedokteran UGM. Promovenda dengan didampingi promotor Prof. dr. Sofia Mubarika, M.Med.Sc., Ph.D dan ko-promotor Dr.Med. dr. Indwiani Astuti serta dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D berhasil mempertahankan desertasi Hubungan Polimerfisme Gen CYP2B6*4, CYP2B6*6, CYP2B6*9, ALDH1A1, GSTM1 Dan GSTT1 Dengan Toksisitas Hematologik Siklofosfamid Pada Penderita Kanker Payudara Dan Limfoma Non Hodgin.
“Sebagai penyakit ganas, kanker masih menunjukkan angka mortalitas tinggi. Data Globocan tahun 2012 memperlihatkan 14,1 juta kasus baru kanker, sebanyak 8,2 juta berakhir dengan kematian. Sementara dari 5 tahun diagnosis, sebanyak 32,6 juta pasien hidup dengan kanker di seluruh dunia”, ujar Rizla Andalusia di Ruang Senat Gedung KPTU Fakultas Kedokteran UGM, Kamis (5/2) saat menjalani ujian terbuka.
Menurut Rizla, kanker payudara merupakan kanker dengan keganasan tertinggi pada wanita dengan jumlah penderita sebanyak 1.676.633 atau 43,3 per 100 ribu penduduk. Sedangkan kanker limfoma non-hodgin menduduki urutan ke-8 pada laki-laki dan ke 12 pada seluruh kasus dengan penderita sebanyak 385.741 atau 6 per 100 ribu penduduk.
Bahkan data registrasi kanker RS. Kanker Dharmais tahun 2003-2007 memperlihatkan kanker payudara menempati urutan pertama kejadian kanker pada wanita sebesar 40,58 persen. Kanker payudara tersebut merupakan kanker penyebab kematian tertinggi pada wanita (36,31 %), sementara limfoma non Hodgin menempati urutan keempat pada pria (7,23 %).
Rizla Andalusia mengatakan kegagalan terapi pada kanker dapat disebabkan karena resistensi obat dan toksisitas. Oleh karena itu, pemberian sitostatika menjadi hal yang penting dalam pengobatan kanker.
“Dose limiting toxicity pada pemberian obat sitostatika sering menyebabkan dosis obat yang diberikan tidak optimal,” paparnya. (Humas UGM/ Agung)