• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Palawa
  • Webmail
  • Direktori
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Brubuh, Kearifan Masyarakat Jawa pada Lingkungan

Brubuh, Kearifan Masyarakat Jawa pada Lingkungan

  • 05 Februari 2015, 15:17 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4632
  • PDF Version
Brubuh, Kearifan Masyarakat Jawa pada Lingkungan

YOGYAKARTA -  Masyarakat Jawa memiliki kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dinilai relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu diantaranya adalah Brubuh. Brubuh adalah sistem penebangan kayu tradisional yang didasarkan atas perhitungan yang menggunakan sistem kalender pertanian Jawa  yang sering kita kenal dengan istilah Pranata Mangsa.

Di dalam konsep Brubuh, penebangan kayu tradisonal tidak dilakukan sembarang waktu, akan tetapi dilakukan pada musim-musim tertentu. Pranata mangsa memiliki 12 musim (mangsa). Musim yang paling baik untuk melakukan Brubuh adalah mangsa tuwa (musim tua), yaitu  mangsa Kasanga,  Kasadasa, dan Dhesta. “Musim ini datang antara bulan Maret sampai Pertengahan Mei,” kata Peneliti Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM, Surono, M.A. ditemui di kampus UGM, Kamis (5/2), saat memaparkan hasil penelitiannya.

Musim Kasanga  atau kesembilan terjadi pada tanggal 1 Maret – 25 Maret yang memiliki ciri-ciri, Padi berbunga; jangkrik mulai muncul dan bernyanyi; tonggeret dan gangsir mulai bersuara, bunga padi glagah berguguran. Musim kesepuluh (Kasadasa), datang pada sekitar tanggal 26 Maret hingga 18 April yang memiliki ciri-ciri padi mulai menguning,  telur-telur burung-burung kecil mulai menetas. Lalu mangsa Desta (kesebelas) datang pada sekitar tanggal 19 Apr – 11 Mei, yang memiliki ciri: burung-burung memberi makan anaknya, buah randu mekar, dan sebagainya.

Jika penebangan kayu-bambu dilakukan pada musim tua ini, kata Surono, maka kayu atau bambu yang dihasilkan memiliki kandungan lignin yang paling rendah sehingga tidak mudah dimakan serangga dan memiliki tingkat kelenturan-kekuatan paling tinggi.

Lebih lanjut Surono menambahkan, sistem Brubuh dinilai mampu menjaga kelestarian alam dan lingkungan yang saat ini semakin terancam keberlanjutannya. Kayu dari hasil tebangan dengan sistem Brubuh dinilainya lebih awet dan  mampu membuat manusia untuk tidak setiap saat menebang kayu untuk memenuhi kebutuhan mereka. “Hal ini mendukung kelestarian alam yang kita tahu memiliki waktu yang lebih lama untuk memperbaiki diri dan menjaga kehidupan bumi lebih baik,” paparnya.

Meski demikian, kata Surono, musuh terbesar dari sistem brubuh adalah nafsu manusia mengeruk keuntungan yang berlebihan. Tidak hanya itu, kearifan lokal ini makin terkikis dan tidak dikenal lagi di kalangan generasi muda. Ditambah hutan di Jawa makin menipis berganti dengan perkotaan. Dari hasil penelitian Surono, Brubuh masih diterapkan di desa-desa di sekitar kecamatan Bayat Klaten dan Dusun Bragasan, Trihanggo, Sleman. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Antropolog UGM: Masyarakat Lokal Belum Arif dengan Alam

    Tuesday,30 October 2012 - 18:38
  • 9th Universitas Gadjah Mada Residences “Harmoni Budaya Menuju Kejayaan Nusantara”

    Tuesday,16 May 2017 - 14:09
  • Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Adat Cikondang dalam Melestarikan Alam

    Saturday,18 June 2016 - 9:08
  • 14 Ritual Praktik Kearifan Lokal Pelestarian Hutan Suku Wana

    Sunday,12 June 2011 - 10:26
  • Raih Gelar Doktor Usai Teliti Tembang Macapat

    Friday,21 October 2011 - 7:23

Rilis Berita

  • Ganjar : Kagama Harus Beri Dampak Positif Bagi Masyarakat 14 December 2019
    Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (PP
    Satria
  • Gasseli, Semarak Pesepada Meriahkan Dies Natalis UGM ke-70 14 December 2019
    Sejak pagi, ratusan pesepeda tampak memadati halaman bagian selatan gedung rektorat Univesitas Ga
    Satria
  • UGM Gelar Doa Bersama untuk Negeri 14 December 2019
    Ratusan sivitas akademika UGM beserta masyarakat melaksanakan doa bersama pada Jumat (13/12) mala
    Satria
  • “Wonder” Aplikasi untuk Tangani Kekerasan Perempuan dan Anak 14 December 2019
    Perempuan dan anak Indonesia hingga kini masih rawan mengalami kekerasan. Begitu tingginya kasus
    Agung
  • Pawai Budaya Nitilaku 2019 Makin Semarak dengan Kostum Wayang dan Busana Pejuang 14 December 2019
    Menjelang puncak peringatan Dies Natalis ke-70 atau Lustrum XIV UGM pada tanggal 19 Desember mend
    gloria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

Tidak ada agenda terbaru saat ini

Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2019 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontak