![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/0602151423190663121648524-825x408.jpg)
YOGYAKARTA – Setiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day). Tahun ini, peringatan World Cancer Day mengambil tema “I love my smoke-free childhood”. Tema ini diambil untuk memberikan lingkungan yang bersih dari asap rokok bagi anak – anak. Asap rokok merupakan bencana bagi semua. Tidak ada level aman bagi perokok pasif dan anak – anak berhak atas masa kecil yang bebas asap rokok.
Peneliti Kanker dari Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Sofia Mubarika Haryana, M. Med. Sc, Ph. D mengatakan kanker merupakan pembunuh nomor 2 setelah jantung. Di Indonesia, kanker payudara, kanker serviks, merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita; sedangkan untuk pria, kanker paru, colon vesica urinaria, prostat, usus. Untuk anak – anak, kanker yang paling banyak diderita adalah kanker darah – leukemia, kanker pada bola mata – retinoblastoma, pada otot- rhabdomyosarcoma, pada syaraf- neuroblastoma. Hal itu disampaikan Sofia yang ditemui di Gedung S3 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (5/2)
Sofia menjelaskan bahwa kanker yang terjadi pada anak dikarenakan kelainan genetik yang dibawa sejak yang dipicu oleh kandungan zat berbahaya bagi kesehatan yang bisa memicu munculnya kanker tersebut. “Anak-anak berhak mendapatkan lingkungan yang sehat dan bersih terutama dari polusi dan asap rokok,” katanya.
Alat Deteksi Kanker
Sofia mengatakan, saat ini alat deteksi dini kanker terus menerus dikembangkan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Salah satunya yang dikembangkan oleh FK UGM adalah alat deteksi dini kanker nasofaring disamping metode pemeriksaan yang sudah ada. Dengan adanya alat deteksi ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap aware masyarakat terhadap penyakit kanker dan diharapkan dengan dukungan kemajuan teknologi, penyakit kanker pada penderita dapat diketahui pada stadium awal. Biasanya, penderita baru memeriksa penyakit kanker ketika sudah pada stadium lanjut. “Kanker ini bisa disembuhkan secara total apabila diketahui secara dini. Jadi, jangan tunda pemeriksaan untuk mengetahui secara dini,” terangnya.
Sofia menerangkan Fakultas Kedokteran UGM juga tengah melakukan penelitian terhadap berbagai tanaman obat sebagai pengganti obat kanker. Melalui kemajuan teknologi, beberapa tanaman-tanaman bahan alam yang diteliti tersebut seperti cengkeh, kunyit, dan sebagainya yang sangat menjanjikan. “Untuk pengobatan penyakit kanker yang menjanjikan selanjutnya dicari dari strukturnya selanjutnya disintesis untuk diujicobakan,” ujarnya.
Pola Hidup Sehat
Meski demikian, pencegahan dini kanker menurut Sofia sangat penting dilakukan. Membiasakan pola hidup sehat daengan meminimalkan zat kimia seperti zat warna dan pengawet serta pengawasan dari Badan POM merupakan langkah wajib untuk meminimalisir bahaya penyakit kanker. Termasuk pemantauan secara rutin terhadap warung-warung di pinggir jalan sebenarnya dirasa perlu untuk mengantisipasi tertularnya penyakit melalui alat makan dan tempat makan yang kurang memperhatikan faktor hygiene.
Sofia mengutarakan bahwa di Taiwan, angka kanker serviks dan Nasopharynx turun drastis. Hal tersebut dikarenakan Taiwan belakangan ini sangat konsen untuk upaya pencegahan termasuk hygiene lingkungan, air dan pola hidup sehat bagi warganya. Hal tersebut nyata – nyata berhasil membuat angka kanker di Taiwan turun. “Kebersihan merupakan faktor utama tindakan preventif pencegahan kanker,” pungkasnya. (Humas UGM/Titis)