Jurusan Teknik Geologi UGM selama 3 hari, pada hari Senin-Rabu, 29-31 Agustus 2005 menyelenggarakan Lokakarya Nasional dan Pameran Perumusan Strategi Antisipasi dan Edukasi Bencana Alam bertema “Memahami dan Beradapatasi dengan Alam” di Ruang Seminar Pascasarjana UGM.
Lokakarya yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo (keynote address) tersebut dihadiri Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi Prof. Dr. Marwan Asri, MBA; Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Keynote Speaker 1 dengan topik “Kearifan Lokal dalam Beradaptasi dan Mengelola Lingkungan” dan Dra. Nannie Hudawati, M.Si (Deputi Kerjasama dan Peran Serta Masyarakat BAKORNAS PBP) sebagai Keynote Speaker 2 dengan topik “Program Edukasi Dalam Manajemen Bencana Alam”.
Sedangkan, para penelis yang hadir yaitu Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Suyanto; Direktur Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan BAPPENAS Dr. Agus Prabowo; Wakil dari International Geoscience Education Organization di Universitas Gadjah Mada; Director of Center for Kyushu University, Japan at Gadjah Mada University Prof. Kenichi UCHINO; Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Dr. Radomopurbo; dan Syah Kuala University dan Learning Asistance Program for Islamic School- Ausaid, Banda Aceh Muchlizin ZA.
Untuk esok harinya pada hari Selasa diadakan Kunjungan Lapangan untuk meninjau lokasi rawan bencana alam geologi dan model manajemen bencana yang telah berjalan. Sementara itu di hari ketiga, digelar presentasi Makalah Undangan oleh Dr. Agus Maryono (Universits Gadjah Mada); Dr. Herial Z Anwar (Geoteknologi LIPI); Tatas dan Tri Dani Widiastuti (ITS); dan Muzailin Affan (Universitas Syah Kuala).
Menurut Muchlisin Z.A,dalam makalah berjudul “Simulasi Mitigasi Bencana Berbasis Sekolah Di Nangroe Aceh Darussalam: Suatu Laporan Kegiatan Pilot Project DI Kota Banda Aceh” bahwa dalam mengantisipasi bencana alam, diperlukan suatu program pendidikan masyarakat yang dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran tentang apa dan bagaimana menghadapi bencana. Pendidikan ini perlu dilakukan secara mendasar dan harus dapat menjadi life skill masing-masing individu. Salah satunya yaitu melalui Learning Assistance Program for Islamic School (LAPIS) yang didukung oleh Ausaid dan bekerjasama dengan staf Unsyah.
Adapun program-program kegiatan, menurut staf LAPIS ini antara lain: (i) melakukan pelatihan TOT bagi fasilitator dan melakukan pilot project nitagasi bencana, dengan target-target sekolah-seklah Islam. Sebagai langkah awal dalam pilot project ini telah dipilih 5 sekolah yang dapat mewakili daerah atau keadaan lingkungan rawan bencana di Kota Banda Aceh. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu; tahap workshop yang dihadiri oleh fasilitator dan simulasi yang melibatkan secara langsung siswa-siswa di sekolah.
Ditambahkan Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas MIPA Unsyah, peserta workshop Siaga Bencana Berbasis Sekolah, diwakili oleh dua orang guru tiap sekolah MIN yang telah diundang oleh pihak LAPIS yang disponsori AusAid, yaitu: MIN Rukoh, MIN Mesjid Raya, MIN Lhok Nga, MIN Teladan, dan MIN Peukan Bada. (Humas UGM)