YOGYAKARTA – Sebanyak 1.454 Lulusan Ners dari Fakultas Kedokteran UGM diminta bisa menjadi panutan bagi perawat rumah sakit yang ada di seluruh Indonesia. Soalnya dari seluruh tenaga perawat di Indonesia, kurang dari 12 persen saja yang betul-betul memiliki ijazah profesi perawat atau Ners. Hal itu mengemuka dalam pelantikan 74 Ners baru lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) di Gedung Balai Diklat RS Sardjito, Kamis (12/2).
Ibrahim Rahmat, S.Kp., M.Kes, Pengeloa Pendidikan Ilmu keperawatan FK UGM, mengatakan sejak tahun 2003 hingga saat ini, FK UGM telah meluluskan 1.454 Ners . “Adapun 74 ners baru ini merupakan angkatan ke-26 yang diluluskan FK UGM,” kata Ibrahim.
Dekan FK UGM Prof Teguh Aryandono, mengatakan profesi tenaga Ners masih sangat dibutuhkan namun lulusannya masih sangat minim. Meski demikian, Teguh berharap tenaga profesi perawat ini bisa menjalankan tugasnya dengan baik di masyarakat. “Apalagi dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional, tugas Ners semakin bertambah dalam menjalankan tugas kemanusiaan, mereka perlu mendapatkan perlindungan dalam menjalankan tugasnya,” katanya.
Di era keterbukaan semacam ini, ujar teguh, tenaga Ners harus mampu menyesuaikan diri di tengah kondisi kerja di lapangan. Apabila Ners tidak hati-hati, tidak menutup kemungkinan akan mendapat tekanan dan risiko hukum. Oleh karena itu, ujarnya, kode etik Ners lebih diutamakan.
Sementara Drs Kirnantoro, Ketua PPNI DIY, mengatakan jumlah tenaga Ners belum mencapai 12 persen dari seluruh tenaga keperawatan. “Saya menyebutnya mereka adalah manusia langka perlu dilestarikan keberadaannya. Tapi, yang langka ini harus menggunakan hak dan tugasnya dalam melayani masyarakat,” ujarnya.
Lulusan Ners, tambahnya, tidak hanya dituntut mampu menguasai dalam bidang teknis dan manajerial, lebih dari itu, lulusan Ners dari UGM bisa menjadi contoh yang baik bagi perawat lain dalam hal perawatan medik kepada pasien. (Humas UGM/Gusti Grehenson)