![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/17021514241615381415935108-765x510.jpg)
YOGYAKARTA – Sedikitnya sembilan mahasiswa dari berbagai universitas di Amerika Serikat belajar tentang berbagai macam kesenian, agama, dan budaya Indonesia. Kurang lebih selama 3,5 bulan, mereka akan menetap di daerah Godean Yogyakarta dengan hidup menumpang di rumah-rumah penduduk. Sebelumnya mereka sudah tinggal di Bali selama 3 minggu. Kegiatan yang diprakarsai Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana Bali dan School International Training (SIT) Study Abroad Indonesia ini bertujuan untuk mengenalkan Budaya dan kehidupan beragama di Indonesia di kalangan anak muda Amerika Serikat.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Alumni, Fakultas Filsafat UGM, Dr Arqom Kuswanjono, mengatakan mahasiswa asal Amerika Serkiat tersebut tidak hanya belajar budaya, mereka juga akan dikenalkan tentang Pancasila sebagai dasar negara. “Selain belajar agama, kebudayaan, dan sejarah Indonesia, mereka juga belajar tentang pancasila dan kearifan lokal,” kata Arqom saat ditemui di fakultas filsafat UGM, Selasa (17/2) .
Studi singkat mahasiswa Amerika Serikat dalam program SIT ini rutin digelar setiap enam bulan sekali. Selain untuk memenuhi tugas belajar dari kampusnya masing-masing, kata Arqom, mahasiwa asing ini dikenalkan tentang keragaman agama di Indonesia. Tidak hanya dikenalkan agama, para mahasiwa ini dikenalkan tentang berbagai komunitas aliran kepercayaan.
Dr. Wayan Aryati, Koordinator SIT Study Abroad Indonesia, mengatakan program mendatangakan mahasiswa asing ini dimaksudkan mengenalkan kesenian, budaya dan kehidupan beragama di Indonesia. “Di kelas mereka mendapat materi tentang agama, budaya serta Pancasila, di lapangan mereka belajar kesenian dengan berguru langsung dengan para seniman,” katanya.
Hana Aghababian, 20 tahun, mahasiswi Grettysburg College, mengatakan alasan dirinya mengikuti kegiatan belajar seni dan budaya Indonesia karena ia tertarik untuk mempelajari berbagai agama-agama yang ada di Indonesia, secara kebetulan sesuai dengan minat studinya di bidang kajian antropologi budaya kuno dunia.
Meski dia mengaku bukan dari kelurga religius, Hana tertarik untuk mengamati kehidupan masyarakat dalam mempraktikkan ajaran agama masing-masing. “Di Bali saya belajar agama Hindu, saya bisa mengenal nama-nama Dewa dan Dewi,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)