Civitas akademika Fakultas Kedokteran Gigi UGM selama dua hari, tanggal 13 – 14 Februari 2015 melakukan pengabdian masyarakat di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kegiatan pengabdian dilaksanakan sebagai wujud mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, berupa pemeriksaan, pengobatan, dengan menitikberatkan pada upaya promotif, preventif, dan kuratif.
Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan screening dan pembagian susu kedelai kepada 699 siswa di 4 Sekolah Dasar, yaitu SD Selokerto, SD Kaligending , SD Mirit dan SD Tlogodepok sejumlah sasaran 699 anak. Dilanjutkan pengobatan gigi pada anak dan dewasa sebanyak 600 pasien, pengobatan umum 300 pasien dan pembagian sembako sebayak 600 paket.
Dekan FKG UGM, Dr. drg. Erwan Sugiatno, M.S., Sp.Pros(K) mengatakan pengabdian masyarakat merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan mahasiswa FKG UGM. Untuk pengabdian kali ini diprakarsai mahasiswa FKG UGM angkatan 2012, beserta residen Program Studi Konservasi, Prosthodontia dan Bedah Mulut PPDGS FKG UGM.
“Kegiatan ini merupakan salahsatu proses pembelajaran agar peserta didik sedini mungkin dikenalkan pada situasi klinis (early clinical exposure), sehingga diarahkan mampu sebagai problem solver dalam bidang kesehatan gigi dan mulut secara berkelanjutan”, katanya di Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (14/2).
Erwan berharap pengabdian FKG UGM kali ini mampu meningkatkan jiwa sosial. Disamping itu, pengabdian yang melibatkan 27 dosen FKG UGM, 229 mahasiswa, 15 koas dan 23 residen PPDGS, ini mampu pula dalam mengelola suatu program dengan melibatkan pemerintah daerah, aparat, organisasi dan masyarakat.
“Karena itu, terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kebumen, Kodim 0709, Dinas Kesehatan, PDGI, IDI Kebumen, IKORGI dan para sponsor serta pihak-pihak lain yang membantu terlaksananya kegiatan pengabdian ini,” ucapnya.
Erwan Sugiatno mengingatkan penyakit gigi-mulut merupakan faktor risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. Karena hampir seluruh masyarakat dunia menderita penyakit gigi dan mulut.
Menyitir data Riskesdas tahun 2013, Erwan menjelaskan 75 persen penduduk Indonesia mengalami riwayat karies gigi, dengan tingkat keparahan gigi (indeks DMF-T) sebesar 5 gigi setiap orang. Angka inipun tidak mengalami pergeseran dari hasil Riskesdas tahun 2007.
Prevalensi karies di Indonesia pada anak prasekolah usia 4 – 5 tahun sebesar 90,5 persen di perkotaan dan 95,9 persen. di pedesaan. Begitu pula untuk data DMF-T di Jawa Tengah masih cukup tinggi yaitu 5,4.
“Untuk itu, perhatian dari berbagai pihak terkait dengan kondisi tersebut agaknya perlu untuk ditingkatkan, mengingat tidak adanya peningkatan kesehatan mulut yang cukup berarti,” paparnya. (Humas UGM/ Agung)