Penelitian tentang permukiman pedesaan di pegunungan penting untuk dijadikan perhatian karena pada dasarnya setiap permukiman memiliki karakternya sendiri, unik dan berbeda-beda di setiap tempat. Salah satunya Desa Singengu di kawasan pegunungan Mandailing Julu, Sumatera Utara. Leluhur orang Singengu awalnya bermukim di gunung-gunung lalu pindah ke daerah tapian (dataran di tepi sungai).
“Selain sebagai desa pertama, Singengu adalah desa tertua di kawasan pegunungan Mandailing Julu yang dijadikan sebagai tempat bermukim setelah turun gunung,” papar dosen Institut Teknologi Medan (ITM), Cut Nuraini dalam ujian terbuka program doktor Fakultas Teknik, Kamis (26/2).
Dalam disertasinya berjudul “Bincar-Bonom sebagai Basis Tata Ruang Permukiman Desa Singengu Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Sumatera Utara”, Cut Nuraini menjelaskan ada beberapa fenomena menarik di sana yang bisa diteliti, terutama terkait tata ruang permukiman dilihat dari tiga skala ruang, yaitu skala kawasan, skala lingkungan dan desa serta skala rumah.
Untuk skala kawasan, huta termuda terletak di kawasan paling timur Mandailing Julu sedangkan huta tertua di kawasan paling barat. Pada skala lingkungan dan desa ada pemisahan yang jelas antara tempat-tempat untuk aktifitas kaum laki-laki dan perempuan.
“Di skala rumah, denah ruang reflektif dari tiap rumah menempatkan ruang lama tetap pada posisinya di arah bonom (seperti ruang tidur orang tua) sedangkan bincar selalu menjadi tempat pengembangan ruang-ruang baru,”tegasnya.
Hasil penelitian yang dilakukan Cut Nuraini ini terungkap bahwa Bincar-Bonom sebagai basis tata ruang permukiman desa Singengu bermakna sebagai upaya terus menerus orang-orang Mandailing yang ada di desa Singengu untuk tetap menjalin hubungan yang tidak terputus dan terus menerus dengan Datu sebagai pemilik tondi (roh/jiwa/kehidupan).
Menjalin hubungan yang tidak terputus dengan Datu sebagai sang pencipta juga bermakna sebagai upaya orang-orang Singengu untuk tetap hidup dalam sesuatu yang tidak mengenal waktu, sama seperti siklus terbit-terbenam matahari.
“Bincar-Bonom adalah konsep spiritual yang merupakan isi sebagai mental spirit yang mewujud dalam bentuk wadah tiga skala ruang tadi,” pungkas Nuraini. (Humas UGM/Satria)