YOGYAKARTA – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Prof. Dr.dr. Teguh Aryandono, Sp.B(K).Onk., melantik 17 dokter baru terdiri 14 mahasiswa asing asal Malaysia dan 3 mahasiswa lokal. Pada periode pelantikan dokter baru kali ini, lama studi rata-rata 5 tahun 8 bulan dengan IPK rata-rata 3,69.
Dihadapan dokter baru, Teguh Aryandono menyampaikan ucapan selamat dan sekaligus bangga pada mahasiswa dari program kelas internasional yang telah berhasil menyelesaikan studinya di FK UGM. Dia mengharapkan mereka bisa mendarmabaktikan ilmunya di negara asalnya kelak. “Saya berharap, kompetensi yang anda miliki dapat berguna bagi masyarakat dan negara anda,” kata Teguh.
Teguh tak lupa mengingatkan agar terus mengembangkan ilmunya dengan mengikuti pendidikan tingkat lanjut. Teguh juga berpesan agar para mahasiswa juga tetap menjalin hubungan baik dengan almamter meski sudah mengabdi di negara asalnya. Menurut Teguh, mereka yang lulus dari UGM secara otomastis menjadi anggota Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA).
Dalam kesempatan itu, Teguh mengatakan, salah satu tantangan para dokter saat ini adalah harus bisa menerapkan konsep one health dalam penanganan masalah kesehatan melalui pendekatan multidisiplin dan multisektor. “Dalam konsep one health, penanganan penyakit pada manusia yang disebabkan oleh hewan dan lingkungan harus melibatkan lintas profesi, seperti dokter, dokter hewan, ahli gizi, perawat, ahli ekologi dan ilmuwan sosial,” ungkapnya.
Salah satu alumni FK UGM, Dr. Yodi Mahendradata pada acara pelantikan dokter tersebut berkesempatan berbagi cerita mengenai pengalamannya selama menempuh pendidikan di Jerman setelah lulus dokter dari UGM. Ia mengaku sempat ditawari bekerja di Jerman, namun dirinya memutuskan untuk kembali ke tanah air meski keluarganya sudah menetap di Jerman. “Saya memutuskan kembali karena saya mencintai negeri ini,” ungkapnya.
Menurut Yodi, kuatnya dorongan untuk kembali ke Indonesia dikarenakan ia merasa pengetahuan yang ia miliki saat menempuh di jerman dibiayai oleh negara. Dia merasa bertanggungjawab untuk menggunakan pengetahuan itu untuk kepentingan masyarakat. “Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki maka tanggungjawab kita pun semakin besar untuk masyarakat,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)