![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/17031514265575371336118512.jpg)
YOGYAKARTA – Kanker merupakan pembunuh nomor kedua setelah penyakit jantung. Di Indonesia, kanker payudara dan kanker serviks, merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita; sedangkan untuk pria, kanker paru, colon vesica urinaria, prostat, usus. Untuk anak – anak, kanker yang paling banyak diderita adalah kanker darah – leukemia, kanker pada bola mata – retinoblastoma, pada otot- rhabdomyosarcoma, pada syaraf – neuroblastoma.
Peneliti Bagian Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran UGM, Christantie Effendy, S. Kp, M. Kes, Ph. D., belum lama melakukan penelitian terkait penyebab makin banyak penderita kanker di Indonesia. Salah satu hasil dari penelitian itu ditemukan bahwa 60 persen penderita kanker di Indonesia, datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut. “Hal ini sangat disayangkan mengingat penyakit kanker bisa disembuhkan secara total apabila pasien datang secara dini,” kata kata Christian dalam Seminar Peningkatan Evidence Based Nursing Melalui Penelitian yang Berkualitas di ruang Auditorium FK UGM, Kamis (19/3).
Dari penelitian tersebut didapatkan sepuluh persoalan dan kebutuhan yang diperlukan dalam menangani pasien kanker. Adapun hal yang paling dibutuhkan oleh pasien adalah dukungan dari anggota keluarga untuk menyemangatinya agar bisa sembuh. “Dukungan dari keluarga sangat mendukung kesembuhan pasien,” katanya.
Selain dukungan moril dari keluarga, penderita kanker juga harus mendapat pelayanan dari dokter dan petugas medis dengan baik. Petugas medis menurutnya perlu bersikap layaknya keluarga tersendiri agar pasien merasa senang dan nyaman. “Dengan begitu, pasien akan merasa gembira dan kualitas hidupnya akan meningkat,” tuturnya.
Sementara itu Fitri Purwanto, S. Kp., MM selaku Koordinator Perawat Bedah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta menyampaikan bahwa isu yang sedang dihadapi pelayan kesehatan saat ini adalah hampir 50 persen masyarakat menengah ke atas Indonesia mencari pelayanan kesehatan ke luar negeri. Mereka masih menganggap sistem pelayanan kesehatan di dalam negeri belum kompetitif.
Menurut Fitri, sudah saatnya rumah sakit mengedepankan pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan. “Pelayanan yang bermutu dan profesional itu harus memberikan rasa aman bagi pasien,” pungkasnya. (Humas UGM/Titis)