YOGYAKARTA – Academic Health Center (AHC) Fakultas Kedokteran UGM merintis kerja sama dengan lima rumah sakit di DIY dan Jateng dalam peningkatan layanan pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kelima rumah sakit yang disebutkan itu adalah RS UGM, RSUP Dr. Sardjito, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, RSPAU Dr. Hardjolukito, dan RSUD Banyumas.
Ketua AHC FK UGM Prof. Dr. Budi Mulyono, Sp,PK(K)., MM., mengatakan kerja sama antar rumah sakit jejaring ini diharapkan bisa membentuk model baru sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang terintegrasi. Soalnya tidak semua rumah sakit memiliki teknologi alat kesehatan yang lengkap dan mutakhir dan tidak semua rumah sakit memiliki tenaga dokter spesialis yang dibutuhkan. “Kita harapkan adanya keterpaduan dalam hal organisasi, penelitian, dan mengatasi kebutuham akan teknologi kesehatan dan SDM,” kata Budi.
Menurut Budi, dari kelima rumah sakit tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Meski begitu, tidak semua rumah sakit bisa sepenuhnya menangani masalah kesehatan yang dialami oleh pasien baik itu dalam kendala alat kesehatan maupun tenaga dokter. “Kesepakatan bersama ini memungkinan adanya mobilitas dokter,” tuturnya.
Keterlibatan rumah sakit dalam integrasi pelayanan rumah sakit jejaring ini memungkinkan AHC FK UGM melakukan pendataan terkait dengan perkembangan teknologi dan kualitas SDM serta penelitiaan obat-obatan tertentu. “Ada lembaga seperti AHC yang mengkaji semuanya. Jadi rumah sakit bisa mengadopsi teknologi kesehatan terkini yang diperlukan,” ujarnya.
Dikatakan mantan Dirut RSUP Dr Sardjito ini, model kerja sama antarrumah sakit yang difasilitas AHC baru terbentuk di Indonesia. Meski belum memiliki payung hukum yang kuat, kata Budi, pemerintah berencana akan membentuk 7 Academic Health System (AHS) yang tersebar di seluruh Indonesoa. Dari setiap AHS ini membawahi sekitar minimal 10 rumah sakit. “Saat ini baru ada tiga, selain FK UGM, ada di FKUI dan FK Unhas,” katanya.
Berbeda Amerika Serikat, pusat pengkajian pendidikan kesehatan masyarakat ini sudah berdiri sejak 1960-an namun baru berkembang mulai tahun 90-an. Tercatat ada 100 lebih AHS di Amerika. Adapaun di Belanda terdapat 75 AHS. “Itupun butuh 15 tahun bisa terbentuk dengan baik,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)