Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM bersama Keluarga Alumni Fakultas Teknologi Pertanian, Pemda Bantul, dan Gerakan Irigasi Air Bersih-Merti Tirta Amartani (GIB-MTA) mengadakan serangkaian kegiatan memperingati Hari Air Dunia 2015 dan Ulang Tahun ke-2 Gerakan Irigasi Bersih (GIB). Peringatan dua kegiatan tersebut dipusatkan di Kabupaten Bantul, khususnya di Desa Timbulharjo, Sewon, dari 20-26 Maret 2015.
Koordinator Keluarga Alumni FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Sigit Supadmo Arif, M.Eng., mengatakan tema kegiatan kali ini adalah Air dan Pembangunan Berkelanjutan yang bernuansa budaya, pemberdayaan masyarakat, konservasi, pangan lokal, dan lingkungan hidup.
“Harapannya partisipasi masyarakat khususnya petani kian meningkat dalam upaya gerakan air bersih ini,”papar Sigit dalam acara jumpa wartawan di Bantul, Senin (23/3).
Sigit menuturkan tahun ini salah satu acara yang baru pertama diadakan adalah ritual Kirab Budaya Mapak Toya. Ritual ini adalah kegiatan menjelang musim tanam yaitu dengan menyambut datangnya air dari sumber mata air yang akan dialirkan ke sungai dan lahan pertanian. Ritual ini seperti halnya Subak di Bali.
“Kita mengenal mapak toya, labuh tandur, dan wiwitan panen. Ini yang ingin kita lestarikan juga,” imbuhnya.
Senada dengan itu Ketua Merti Tirta Amartani, Sunardi menambahkan gerakan air bersih sangat penting dilakukan karena peran kelompok-kelompok tani masih belum optimal dalam kegiatan itu. Tidak efektifnya peran kelompok tani tersebut turut berpengaruh terhadap petani dan pola tanam padi.
“Sungai-sungai di Bantul itu masih banyak polusi dan sampahnya sehingga perlu penyadaran bagi petani maupun masyarakat,” imbuh Sunardi.
Akibat masih banyaknya polusi dan sampah organik/anorganik ini menyebabkan kualitas dan kuantitas debit air di Bantul berkurang.
Sementara itu Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng mengatakan kegiatan GIB ini adalah salah satu upaya pemberdayaan masyarakat. Melalui terobosan teknologi pertanian diharapkan kuantitas dan kualitas air akan selalu terjaga dengan baik.
“Sebagai daerah hilir tentu Bantul akan menerima konsekuensi misalnya sampah. Irigasi bersih ini dioptimalkan sehingga nilai air akan tetap terjaga,”katanya.
Dukungan Pemda Bantul
Gerakan Irigasi Bersih yang dilakukan oleh FTP UGM bersama tim mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemda Bantul. Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan. Irigasi yang dikembangkan bersama kegiatan budaya seperti ritual Mapak Toya bisa menjadi kegiatan tahunan sehingga akan menarik minat wisatawan.
“Dinas Pariwisata nanti kita harapkan memasukannya sebagai kegiatan rutin tahunan. Mudah-mudahan bisa didukung melalui dana keistimewaan,” tegas Bupati.
Beberapa rangkaian kegiatan GIB ini antara lain lomba irigasi bersih, pendidikan cinta lingkungan di SD, kirab budaya Mapak Toya dengan membawa 17 tumpeng, pelatihan, ketoprak dan wayang kulit. Salah satu kegiatan yang dilakukan, yaitu pendidikan cinta lingkungan di SD Gandok, Timbulharjo, Sewon mendapatkan respon dari para siswa. Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan yang dikoordinir para mahasiswa, yaitu memilih sampah kering dan basah. (Humas UGM/Satria)