Beroperasinya bus patas di Jogjakarta akhir Januari nanti, Pustral UGM berharap akan berjalan sukses terlepas dari beberapa kekurangannya, baik dalam hal pengadaan halte maupun masih bercampurnya dengan pengguna lalu lintas lainnya. Sebagai pemberi saran, dan bukan sebagai tim yang terlibat dalam perencanaan teknis , pengorganisasian hingga persiapan penyelenggaraan, Pustral mengkhawatirkan bus patas ini akan semakin memperparah kesemrawutan lalu lintas di kota pelajar ini.
“Masyarakat diperkirakan akan membayar lebih mahal dari kendaraan umum lainnya. Tetapi kelebihannya hanya menikmati bus ber AC. Sementara dari sisi kecepatan tidak terpenuhi karena jadi satu jalur dengan angkutan lainya,†kata Kepala Pustral UGM, Dr Heru Sutomo MSc, Sabtu (5/1) di kampus UGM.
Dengan menjadi satu jalur antara bus patas dengan kendaraan umum, Pustral UGM melihat akan terjadi tingkat kemacetan yang lebih tinggi, khususnya di jalur padat seperti jalan Malioboro. Terlebih, semua jenis angkutan dari becak hingga bus melewati jalur ini.
Prof Dr Danang Parikesit pun mengakui Bus Patas ini bukan sebagai Bus Rapid Transit atau Busway. Dalam pandangannya, berbagai desain yang dibangun kurang memenuhi kaidah-kaidah bagi keselamatan. Bahkan, menurutnya, sejumlah arsitektur menilai pintu bus yang berada di sebelah kiri akan menyulitkan sopir untuk merapatkan bus di halte dengan baik.
Hal ini dikhawatirkan justru akan memunculkan resiko baik bagi penumpang yang naik maupun turun bus atau yang sedang menunggu di halte. Terutama pada anak-anak. Sistem feeder juga belum tertata dengan baik padahal feeder merupakan kunci keberhasilan sistem bus patas,†kata Prof Danang.
Meski begitu, Pustral dan Pemerintah Kota Jogyakarta tidak perlu mengundur pemberlakuan bus patas ini. Hanya saja, segala kekurangan harus segera ditutup agar nantinya subsidi sekitar Rp20 milyar yang dikeluarkan pemerintah kota benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
“Jakarta pada waktu memberlakukan busway juga masih mempunyai banyak kekurangan. Tetapi dengan cepat pemerintah setempat mengejar kekurangan tesebut,†tandasnya. (Humas UGM)