![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/20041514295200311951380640-767x510.jpg)
YOGYAKARTA – Perempuan saat ini memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin baik di sebuah organisasi kemasyarakatan, baik di pemerintahan maupun di jalur politik. Bahkan tidak sedikiti jabatan penting di perusahaan maupun di pemerintahan kini mulai diisi nama-nama perempuan. Begitupun yang terjadi di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Selain memiliki Rektor perempuan pertama, salah satu fakultasnya dipimpin Dekan dari kalangan perempuan. Bahkan menjadi satu-satunya Dekan perempuan dari 18 orang Dekan dari 18 fakultas yang ada di UGM saat ini.
Dia adalah Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Fakultas Psikologi UGM. Menurut Supra, di Fakultas Psikologi sendiri, jabatan dekan terakhir yang diduduki perempuan terakhir kalinya 22 tahun yang lalu.
Meski menjadi satu-satunya wanita yang menjabat sebagai dekan, ia tidak pernah diperlakukan secara berbeda oleh para dekan lainnya. Bahkan seringkali dianggap seperti para dekan pria lainnya. “Saya menikmati bekerja dengan bapak-bapak Dekan, bahkan seringkali mereka lupa kalau saya itu wanita. Mungkin dikiranya saya juga laki-laki,” katanya sembari tertawa.
Sebelum jadi Dekan, Supra sempat menduduki sejumlah jabatan penting di Kantor Pusat UGM yakni Sekretaris Eksekutif, Direktur SDM, serta senator. Pengalaman tersebut dirasa Supra sangat membantunya dalam menjalankan tugas sebagai Dekan. Selain itu ia juga terbantu dengan pengalaman menjadi reviewer Dikti dan World Bank. Sebagai reviewer ia banyak mendatangi universitas dan berbagai fakultas di seluruh Indonesia memberikan saran pengembangan serta me-review proposal serta capaian dari tahun ke tahun.
Di Fakultas Psikologi, Supra mulai melakukan sejumlah terobosan dalam berbagai bidang antara lain melakukan perbaikan kurikulum program sarjana dan pascasarjana dan akreditasi program magister psikologi profesi. Selain itu juga mempersiapkan pembukaan International Undergraduate Program. Bahkan jurnal ilmiah milik Fakultas Psikologi mendapat pangakuan akreditasi. “Saya cukup senang karena jurnal kami terakreditasi lagi sejak 3 tahun lalu dan menjadi salah satu dari dua jurnal psikologi di Indonesia yang terakreditasi,” ujarnya.
Sementara di bidang kemahasiswaan ia membangun College Life untuk menampung berbagai persoalan mahasiswa baik akademis maupun non-akademis. Selain itu ia juga gencar mendorong mahasiswa dan dosen untuk berprestasi dan berpartisipasi di kancah nasional dan intrenasional serta melakukan publikasi dan kolaborasi internasional dalam penelitian.
Kendati memiliki tugas seabrek sebagai dekan, Supra tidak pernah melupakan kewajibannya mengurus keluarga. Ia berusaha untuk tetap menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan. “Sejak awal suami mendukung saya berkarir dan membantu dalam mengasuh anak tunggal kami. Anak sudah lulus S2 dan menikah sekarang tinggal di Jakarta,” terang wanita yang hobi mendengarkan musik ini.
Supra mengaku tidak pernah sekalipun mendapatkan keluhan dari suami. Justru dukungan kuat untuk terus berkarya diberikan oleh sang suami kepadanya. “Suami tidak pernah complain, hanya sering mengingatkan untuk selalu jaga kesehatan,” jelasnya.
Padatnya kesibukan sebagai dekan dan mengajar ternyata tidak membatasi niat wanita kelahiran, Yogyakarta 56 tahun silam ini untuk terus menulis dan melakukan penelitian. Disela-sela berbagai kegiatannya Supra meluangkan waktu untuk menghasilkan tulisan di jurnal atau buletin dan melakukan penelitian setiap tahun.
Berbicara tentang sosok perempuan saat ini, Supra memandang penting bagi wanita untuk bisa mandiri. Tidak hanya mandiri dalam hal pendidikan dan ekonomi saja, melainkan mandiri secara kesehatan serta psikologis. “Saya rasa semangat Kartini selain maju dalam pendidikan dan ekonomi juga harus maju secara psikologis,” urai Supra. (Humas UGM/Ika)