• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Erupsi Merapi Turunkan Produksi Tanaman Pangan dan Pendapatan Petani

Erupsi Merapi Turunkan Produksi Tanaman Pangan dan Pendapatan Petani

  • 21 April 2015, 13:01 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4981
Erupsi Merapi Turunkan Produksi Tanaman Pangan dan Pendapatan Petani

Terjadinya erupsi Gunung Merapi berdampak pada penurunan biaya produksi dan produksi tanaman pangan serta hortikultura. Hal ini berdampak terhadap penurunan pendapatan. Selain itu, erupsi Merapi berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani tanaman pangan dan hortikultura temporer/1 musim tanam saja, setelah itu recovery cepat kembali.

“Statistik menunjukkan perbedaan nyata antara pendapatan petani sebelum, saat dan setelah erupsi. Berdasarkan komparasi permusim tanam secara overall juga menunjukkan perbedaan nyata,” ujar Sugeng Widodo pada ujian terbuka program doktor Program Pascasarjana Fakultas Pertanian UGM, Selasa (21/4).

Pada kesempatan itu Sugeng mempertahankan disertasinya berjudul "Dampak Ekonomi Erupsi Merapi terhadap Sektor Pertanian dan Lingkungan TNGM di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah".

Sugeng menambahkan pengaruh erupsi terhadap sektor perkebunan dan tanaman hutan juga menyebabkan penurunan nilai produksi dan pendapatan. Sementara itu berdasarkan jenis komoditas perkebunan, tanaman mahoni, cengkeh, dan alpukat mengalami penurunan dibandingkan komoditi perkebunan lainnya.

“Secara statistik dengan menggunakan uji t, erupsi Merapi berpengaruh terhadap pendapatan tanaman keras dan perkebunan. Belum lagi kalau kita bicara di sektor usaha sapi perah,” urai Peneliti Ekonomi Pertanian dan Kebijakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta itu.

Dalam pandangan Sugeng hasil estimasi kerugian ekonomi merupakan informasi penting dalam proses penentuan kebijakan untuk mengatasi masalah erupsi. Penelitian ini juga penting dalam rangka melakukan program pemulihan kembali pasca erupsi mengingat erupsi yang sama juga sangat dimungkinkan terjadi dimasa yang akan datang.

Pengalaman dari seringnya erupsi Merapi diharapkan pemerintah segera mendelineasi kerusakan lahan sawah, lahan kering dan arel pertanaman; perlunya perbaikan infrastruktur usahatani dan irigasi, penyediaan skim kredit berbunga rendah/tanpa agunan khususnya dalam pengelolaan usahatani tanaman pangan dan hortikultura dan peternakan dan penataan kelembagaan petani. Kemudian, cara merubah perilaku petani ‘terencana’ dalam mengatasi bencana menjadi pembelajaran/edukasi pengetahuan tentang isyarat dini gejala bencana dan pemanfaatan kearifan lokal yang dimiliki petani.

“Asuransi dan talangan dana berbunga rendah diperlukan karena usaha tani dan usaha ternak sapi perah di Merapi berisiko besar terhadap erupsi yang sering terjadi pada Gunung Merapi,” tutur Sugeng.

Seperti diketahui, erupsi Merapi telah menyebabkan terjadinya kerusakan pada sektor pertanian pada kegagalan panen sayur, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, lingkungan sosial dan sistem produksi pertanian serta kerusakan pada kawasan Taman Nasional Gunung Merapi di DIY dan Jateng. Erupsi yang terjadi tahun 2010 memiliki tingkat kerusakan cukup besar di atas 80% baik di sektor pertanian, perkebunan maupun lingkungan usaha tani. (Humas UGM/Satria)

Berita Terkait

  • Petani Berumur Tua Cenderung Sadar Konservasi

    Monday,06 April 2015 - 8:45
  • Aktivis BEM KM Gelar Simulasi Bencana Merapi

    Monday,23 December 2013 - 13:59
  • UGM Desak Pemerintah Perluas Kepemilikan Lahan Petani

    Sunday,07 April 2013 - 4:19
  • UGM dan Taiwan Garap Lahan Pasir Merapi

    Tuesday,04 March 2014 - 14:39
  • Mendesak, Riset Bioteknologi Tanaman Pangan Tahan Perubahan Iklim dan Kekeringan

    Wednesday,07 December 2011 - 7:01

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual