YOGYAKARTA – Ketua Ombudsman RI Danang Girindrawardana memberi wejangan kepada 1.478 lulusan master dan doktor yang mengikuti acara pembekalan wisudawan di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (22/4). Selain Danang, ikut hadir juga menjadi pembicara adalah Dr. Ritmaleni, S.Si., Dosen Fakultas Farmasi UGM yang berhasil meraih penghargaan dari Elsevier Foundation 2014.
Sebagai Ketua Ombudsman, Danang meminta masyarakat untuk terus mengawasi reformasi sistem pelayanan birokrasi yang kini tengah berjalan. Menurutnya masyarakat jangan sampai menutup mata dari pelayanan buruk birokrasi apalagi citra birokrasi belum lepas dari perilaku korupsi dari oknum para birokratnya. “Kita berharap pada Presiden, beliau harus kita dorong. Beri kritik dan Pencerahan dari citra buruk birokrasi kita. Kita jangan cuek,” kata Danang.
Di hadapan calon wisudawan, alumnus Komunikasi Fisipol UGM ini menekankan pentingnya para sarjana untuk terjun langsung ke masyarakat dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Meski demikian, sedapat mungkin menghindari sikap mengejar ambisi pribadi dengan menghalalkan segala cara. “Hindari hal semacam itu. Tugas individu di semua entitas manapun harus mendukung pemerintahan yang bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), dan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik,” katanya.
Soal pekerjaan, Danang mengatakan lebih dari 63 persen lulusan sarjana di Indonesia setiap tahunnya tidak mendapatkan pekerjaan di dunia kerja. Pasalnya angka pertumbuhan serapan tenaga kerja sekitar 0,4 persen kenaikannya setiap tahun. Bahkan ada sebagian sarjana yang bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan pendidikannya. “Sebagian lainnya berubah status menjadi pengangguran terdidik,” ungkapnya.
Menurut Danang, angka pertumbuhan serapan tenaga kerja di Indonesia dalam lima tahun kepemimpinan Jokowi diperkirakan akan naik menjadi 1,7 persen per tahun, namun kenaikan pertumbuhan tersebut tidak akan memenuhi seluruh kebutuhan akan lapangan pekerjaan. Dia mengharapkan agar lulusan perguruan tinggi berusaha menciptakan lapangan kerja baru dengan terjun menjadi wirausaha. “Sangat sedikit antusiasme anak muda yang berminat menjadi wirausaha. Orang sering berpikir menjadi wirausaha titik akhir ketika tidak mendapat pekerjaan formal,” katanya.
Sementara Ritmaleni, bercerita tentang penghargaan yang diterima dari Elsevier Foundation atas hasil dedikasinya sebagai peneliti wanita di bidang kimia khususnya di negara berkembang. Kriteria penilaian penghargaan tersebut berdasarkan publikasi ilmiah hasil penelitiannya yang telah diterbitkan dalam jurnal nasional maupun internasional. “Saya kira ini adalah hasil dari totalitas saya dalam bersikap, berbuat, mengajar,” katanya
Sebelum mendapat penghargaan bergensi itu, kata Leni, demikian ia akrab disapa, mengaku ia sering gagal dalam mengikuti berbagai kompetisi internasional. Namun ketika gagal, dia kemudian selalu intropeksi untuk mengetahui penyebab kegagalannya. “Strategi saya, selalu belajar dari kesalahan yang pernah saya lakukan. Beruntung saya bisa melewati kegagalan itu sehingga saya tahu apa yang akan lakukan ke depannya,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)