YOGYAKARTA – Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Dwikorita Karnawai, M.Sc., Ph.D., mendesak pemerintah untuk lebih aktif dalam melakukan terobosan meningkatkan kualitas SDM Perempuan. Soalnya, dalam empat tahun mendatang diperkirakan jumlah perempuan akan bertambah sekitar 6,3 juta jiwa. Saat ini tercatat jumlah perempuan mencapai 127,7 juta jiwa, diperkirakan meningkat menjadi 133,4 juta jiwa pada tahun 2019. “Usia produktif dan angkatan kerja akan lebih didominasi oleh perempuan,” kata Rektor dalam sambutan acara wisuda pascasarjana di Grha Sabha Pramana, Kamis (23/4).
Mengutip dari laporan UNDP, Dwikorita mengatakan Indonesia menempati urutan ke-98 dari 148 negara dalam hal indeks ketidakadilan gender pada program pembangunan sumber daya manusia. Padahal ketidakadilan gender akan menghambat pembangunan kesehatan reproduksi, demokrasi, pendidikan, partisipasi angkatan kerja dan pertumbuhan ekonomi. “Angka kematian ibu dan partispasi kerja perempuan bahkan lebih rendah dibandingkan pada Myanmar dan Vietnam,” katanya.
Menurut Dwikorita, pemerintah perlu melakukan terobosan kebijakan dalam perbaikan pembangunan SDM perempuan. Dihadapan para lulusan master dan doktor baru dari Universitas Gadjah Mada, Dwikorita berharap mereka ikut berpartisipasi aktif dan lebih peduli dalam program pembangunan kualitas SDM perempuan melalui profesi masing-masing. “Dengan memberikan kesempatan perempuan di lingkungan anda minimal bisa mengenyam pendidikan tingkat menengah, pendidikan keterampilan dan pengembangan diri, memberikan dukungan pemberdayaan perempuan dan akses perempuan pada layanan kesehatan reproduksi,” katanya.
Seperti diketahui, Universitas Gadjah Mada kali ini mewisuda 1.478 lulusan program pascasarjana. Terdiri 1.306 lulusan master, 105 spesialis dan 67 doktor. Masa studi rata-rata 3 tahun 1 bulan untuk jenjang S2, Spesialis 4 tahun 5 bulan, dan 5 tahun 5 bulan untuk jenjang S-3. Waktu studi tersingkat untuk jenjang S-2 diraih Nanang Findhi Ismail dari prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, menyelesaikan program master dalam tempo 1 tahun 4 bulan. Lama studi tersingkat spesialis Spesialis diraih oleh Keshia Dinda Widowati dari prodi Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi yang lulus dalam waktu 2 tahun 5 bulan. Sementara untuk jenjang S3 diraih Nur Alam Kasim dari prodi Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian dengan lama studi 3 tahun 4 bulan.
Lulusan S-2 termuda periode ini diraih Dewita Puspawati dari prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang berhasil meraih gelar master pada usia 22 tahun 6 bulan 3 hari. Sedangkan wisudawan termuda untuk jenjang S3 diraih oleh Eva Farhah dari prodi Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana, yang lulus pada usia 32 tahun 7 bulan 15 hari.
Berdasarkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk jenjang S-2 periode ini adalah 3,52; IPK 3,56 untuk jenjang spesiallis dan 3,71 untuk jenjang S-3. IPK tertinggi 4,00 untuk lulusan S2 diraih oleh Rahmi Febriyanti dari prodi Sain Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan. IPK 4,00 untuk program Spesialis diraih oleh Keshia Dinda Widowati dari prodi Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi. Sementara untuk jenjang S3, IPK 4,00 diraih oleh Awik Puji Dyah Nurhayati dari prodi Ilmu Biologi, Fakultas Biologi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)