Perilaku kerja kontraproduktif sering dijumpai di tempat kerja. Mulai dari keterlambatan, ketidakdisiplinan, pencurian barang milik perusahaan, perselisihan hingga demonstrasi karyawan. Berbagai perilaku merugikan dan merusak tersebut memberikan dampak negatif bagi organisasi.
Tiarapuspa, S.E.,M.M., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti mengatakan bahwa perilaku kerja kontraproduktif dipicu oleh dua faktor yakni faktor situasional dan individual. Faktor situasional berupa pengingkaran kontrak psikologis dimana karyawan berpikir bahwa organisasi telah gagal memenuhi kewajibannya yang tidak sesuai dengan kontribusi yang telah diberikan pada perusahaan.
Sementara faktor individual yakni kontrol diri, disebutkan Tiara menjadi pemicu timbulnya perilaku kerja kontraproduktif. Individu dengan kontrol diri rendah mempercepat munculnya perilaku kerja kontraproduktiif dibandingkan dengan individu dengan kontrol diri tinggi. “Meskipun begitu, individu dengan kontrol diri tinggi juga bisa melakukan perilaku kontraproduktif dalam bentuk yang tidak begitu terlihat,”terangnya, Senin (27/4) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Mempertahankan disertasi berjudul “Pengingkaran Kontrak Psikologis dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Kerja Kontraproduktif” Tiara menyampaikan pentingnya bagi pihak manajemen untuk meredam pengaruh negatif perilaku kerja kontraproduktif yang dilakukan karyawan terhadap organisasi. Dengan demikian berbagai bentuk kerugian dalam organisasi dapat diminimalisir. (Humas UGM/Ika)