![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/30041514303714681470366413-765x510.jpg)
YOGYAKARTA – Perilaku berbagi pengetahuan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pasalnya penyebaran pengetahuan diantara karyawan makin meningkatkan kulitas SDM yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh organisasi. Bahkan bagi perusahaan, perlaku berbgai pengetahuan itu dapat meningkatkan keuntungan finansial, inovasi, performasi kerja individu dan mengurangi kesenjangan pengetahuan antar karyawan. Demikian dikemukakan oleh Dosen FKIP Unversitas Bengkulu Yessi Elita, S.Psi., M.A., dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Psikologi UGM, Jumat (30/4).
Penelitian yang dilakukan terhadap 244 karyawan yang bekerja di Pemerintah Kota Bengkulu, Kemendagri, Pegawai Telkom Yogyakarta dan Jakarta. Yessi Elita mengatakan teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling survei dengan menggunakan instrumen yang berupa skala psikologi.
Dari temuan penelitian tersebut, Yessi mengatakan faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku berbagi pengetahuan yakni iklim organsiasi, reward intrinsik, kepercayaan, usaha berbagi, efikasi diri relasional, iklim organisasi secara bersama-sama memberikan sumbangaan efektif sebesar 51% terhadap perilaku berbagi pengetahuan. “Sedangkan sumbangan efektif yang diberikan variabel-variabel tersebut terhadap performasi kerja individu sebesar 55 %,” kata wanita kelahiran Manna, Bengkulu, 35 tahun lalu ini.
Menurutnya, faktor dominan yang paling kuat mempengatuhi perilaku berbagi pengetahuan adalah kepercayaan yang muncul di antara karyawan. Adapun pengetahuan yang paling sering dibagi berupa pengetahuan praktis yang diwujudkan dalam bentuk pengalaman terbaik, tips dan trik, kebiasaan, intuisi, dan technical know-how. Pengetahuan ini, kata Yessi, lebih sering dibagi dibandingkan dengan pengetahuan teknis berupa dokumen, SOP, aturan-aturan kepegawaian yang tertulis dan pengetahuan kritis yang berupa visi dan misi organisasi, nilai-nilai moral, dan etika. “Pengetahuan praktis ini memiliki kelemahan katena bersifat melekat pada pemiliknya, oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pendokumentasian pengetahuan,” ujarnya.
Salah satu cara sebuah organisasi untuk mendorong perilaku berbagi pengetahuan dengan menciptakan iklim organisasi yang kondusif bagi karyawan. Iklim organisasi yang bercirikan adanya hubungan yang erat dan saling percaya diantara rekan kerja, pimpinan yang dapat memperlakukan bawahan dengan adil dan mendorong kebebasan karyawan untuk berinovasi. “Iklim organisasi yang kondusif akan mendorong karyawan untuk membalas dengan menunjukkan performasi kerja di luar tugas-tugas inti, salah satunya dengan perilaku berbagi pengetahuan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)