Demikian pernyataan Ir. Iman Suswanto M.P bahwa tingkat kerusakan tanaman akibat tungro bervariasi, tergantung pada umur tanaman terinfeksi, varietas padi yang ditanam, dan kebiasaan cara tanam setempat. Pada tingkat serangan ringan, maka hanya dijumpai beberapa rumpun padi yang menguning dan umumnya membentuk kelompok-kelompok, tetapi bila serangan berat maka satu hamparan sawah akan menguning. “Padi IR 64 dan Cisadene merupakan contoh varietas padi yang masih banyak ditanam dan dapat terserang penyakit sampai puso. Hal ini bisa terjadi jika sudah tanaman terserang pada saat tanaman berumur kurang dari 5 minggu. Umumnya penyakit tungro mudah dijumpai pada lahan sawah yang ditanami padi terus menerus dengan waktu yang tidak serempak,” tutur Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura saat menempuh ujian program doktor hari Senin (3/10) di Sekolah Pascasarjana UGM
Dalam disertasi berjudul “Peranan Vektor dan Sumber Inokulum Dalam Perkembangan Tungro”, promovendus mengungkapkan bahwa tungro ini disebabkan oleh campuran virus rice tungro spherical virus (RTSV) dan rice tungro baciliform virus (RTBV). Di lapangan virus tungro terdapat pada tanaman terinfeksi virus, baik berupa pertanaman padi, singgang, bibit, padi yang tumbuh dari ceceran biji padi, maupun rumput-rumputan. Virus hanya dapat menular dari satu tanaman ke tanaman lainnya dengan bantuan serangga penular virus yaitu wereng hijau. Virus tidak menular melalui biji, air, udara dan gesekan antara tanaman sakit dengan sehat. Padi terinfeksi umumnya mudah dikenali karena muncul gejala, sedangkan rumput-rumputan terinfeksi sulit dikenali karena tidak memperlihatkan gejala. ”Serangga penular tungro memiliki bentuk dan ukuran yang mirip dengan wereng coklat, tetapi berwarna hijau pada bagian kepala dan sayap, serta berwarna hitam pada tubuh bagian bawah. Di lapangan, ada banyak jenis wereng yaitu Nephotettix virescens, N. nigropictus, N. parvus, dan N. malayanus. Selain wereng hijau, serangga vektor lainnya berupa wereng sigsag. Serangga ini mudah dikenali karena sayapnya berwarna coklat dan terdapat pola menyerupai kain batik. Serangga vektor ini selain dijumpai pada padi, juga pada`rumput-rumputan di sekitar sawah,” tandas Imam, pria kelahiran Tegal, 12 Oktober 1968.
Dalam ujian kali ini promovendus didampingi Prof. Dr. Ir. Y.B Sumardiyono, Prof. Dr. Ir. Susamto Somowiyarjo, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Edhi Martono, M.Sc dan mendapat predikat Sangat Memuaskan (Humas UGM).