Hasil penelitian Drs. Paus Iskarni, M.Pd mengungkapkan bagaimana peranan masing-masing kerabat dalam proses migrasi, sehingga terungkap bahwa nilai-nilai kekerabatan Minangkabau, merupakan modal sosial sebagai sumber daya yang begitu besar, yang diaktualisasikan melalui peranan kerabat dalam memperlancar proses migrasi. “Oleh sebab itu, hal tersebut tidak bisa diabaikan, tetapi perlu digali dan dikembangkan, terutama pengakuan atas keberadaan dan pemberdayaan terhadap status dan peran, hak dan kewajiban, sehingga menjadi kekuatan yang memberikan sumbangan bagi pembangunan, terutama migrasi penduduk,” demikian dikatakannya saat menempuh Ujian Terbuka Program Doktor dalam bidang Antar Bidang (Kependudukan) hari Selasa (4/10/05) di Sekolah Pascasarjana UGM.
Dalam disertasi “Peranan Ikatan Kekerabatan Dalam Proses Migrasi Penduduk Suatu Studi Pada Warga Sulit Air di DKI Jakarta”, Dosen Jurusan Geografi Universitas Negeri Padang ini mengemukakan bahwa sejalan dengan otonomi daerah, pemerintah supaya mengembangkan daerah masing-masing termasuk Sulit Air, dengan berbagai pendekatan sesuai dengan potensi dan kendala yang ada. Pembangunan harus membuat penduduk merasa betah, terpenuhi kebutuhannya dan tidak merasa tertekan, sehingga memperkecil arus migrasi. “Guna mendukung pembangunan tersebut, Dinas Kependudukan harus menyiapkan data yang akurat, yang dapat menyajikan potensi dan kendala bidang sumber daya manusia di daerah. Bagi pemerintah DKI Jakarta, supaya mendorong pemerintah pusat untuk bersama-sama mengembangkan kota-kota pinggiran Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Pengembangan tersebut dapat menjadi daya tarik bagi calon migran dan sebagai kota kesempatan antara, sehingga dapat memperkecil arus migrasi menuju Jakarta termasuk yang berasal dari Sulit Air,” tutur pria kelahiran Simpang Lolo, Pasaman 13 Mei 1963 ini.
Lebih jauh doktor ke-673 yang diluluskan UGM ini mengatakan hal ini dilakukan agar penelitian tersebut lebih luas dan mendalam, baik di daerah tujuan maupun daerah asal. “Untuk nagari Sulit Air, perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas remitan, sehingga kedepan masyarakat yang tinggal di nagari ini tidak hanya tergantung pada perantau, yang pada akhirnya menimbulkan sifat malas yang merugikan semua pihak, dan tidak sesuai dengan semangat pembangunan,” kata promovendus dengan predikat Memuaskan yang didampingi Prof. Dr. Ida Bagoes Mantra selaku Promotor, beserta Prof. Drs. Kasto, MA dan Prof. Dr. Syafri Sairin selaku Ko-Promotor. (Humas UGM)