ADB Mission Team – PRIME STeP Project mendatangi UGM sebagai salah satu perguruan tinggi penerima proyek pengembangan STP di Indonesia. Kedatangan tim expert ADB bersama dengan tim Kemenristekdikti pada kegiatan Review Mission Meeting berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM pada hari Rabu (26/6).
Tampak hadir Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CMA., CA., Ak., Fook Yen Chong, Spesialis Sektor Sosial Utama (Pengembangan Keterampilan) Bank Pembangunan Asia), dan Sutarum Wiryono selaku Pejabat Proyek Senior (Pendidikan) Bank Pembangunan Asia dan konsultan ADB. Hadir pula tim Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemendikbudristek), tim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Dr. Hargo Utomo, M.B.A., M.Com. selaku Direktur Tim Science Techno Park PIU PRIMESTeP UGM dan Garin Nugroho, Chief Program Officer GIK UGM dan tim, serta para penerima Hibah Penelitian Terapan dan Startup UGM.
Pada pelaksanaan reviewer, tim ADB dan Project Management Unit (PMU) melaksanakan diskusi dengan tim finansial dari UGM berkaitan dengan pelaporan grants yang terdiri dari Innovation Grant, Startup Grant, dan Tenant Grant. Diantaranya dengan tim peneliti benih padi Gamagora 7, startup untuk pengembangan kesehatan mental health, start up aplikasi terkait wise management, dan inovasi terkait agro untuk bio-vertilizer atau penghasil pupuk cerdas.
Selain berdiskusi para reviewer dan seluruh tim juga melakukan peninjauan beberapa fasilitas riset di lingkungan UGM. Kunjungan terhadap fasilitas R&D dilaksanakan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dan Gedung PAU UGM.
Supriyadi menyatakan UGM dengan senang hati dan merasa mendapat kehormatan atas kedatangan Tim ADB dan Kemenristekdikti guna melakukan pertemuan dan peninjauan sebagai misi mempromosikan penelitian dan inovasi modern dan efisien di UGM berupa Proyek Taman Sains dan Teknologi (PRIME StepP).
“Kita bersama melakukan diskusi untuk merenungkan berbagai kemajuan yang telah dicapai selama ini untuk berbagai program-program kita ke depan,” katanya.
Supriyadi mengungkapkan pertemuan dengan reviewer ADB di gedung baru Gelanggang Inovasi dan Kreativitas atau GIK sekaligus sebagai upaya memperkenalkan UGM super Creative hub fasilitas dan malting pot antara kampus dan Industri GIK.
GIK yang dibangun di atas lahan seluas hampir 90.000 meter persegi, disebutnya akan menyediakan jangkauan yang luas layanan termasuk dukungan untuk para pebisnis pemula dan para pemilik talenta. Selain itu, GIK juga sebagai ruang pembuatan prototipe dan fabrikasi, jaringan dan acara, serta pengembangan akhir penelitian.
“GIK juga bertujuan untuk memberikan dampak terhadap lingkungan eksternal, meregenerasi kawasan perkotaan dan pedesaan, sekaligus bertindak sebagai mercusuar bagi masyarakat,” katanya.
Bagi Supriyadi pertemuan dengan reviewer ADB dan Kemendikbudristek menjadi kesempatan berharga untuk meninjau kemajuan Implementasi PRIMES STeP yang ada di UGM. Semua bisa menilai pencapaian, mengidentifikasi tantangan, dan menyusun strategi untuk masa depan terkait program PRIMEStep di UGM.
“Saya percaya bahwa pertemuan ini dapat memastikan bahwa upaya kita sejalan dengan misi menyeluruh kita dan memberikan dampak yang berarti. Kita semua berharap melalui pertemuan ini kita dapat mengembangkan proyek realistis yang dirancang terbaik dan memasuki Implementasi untuk tahun kedua PRIME STeP,” imbuhnya.
Hargo Utomo mengatakan acara reviewer mission meeting ADB Program untuk PRIMEStep sebagai program untuk akselerasi sains technopark, dan UGM menjadi salah satu dari 4 universitas yang menerima mandat pemerintah untuk akselerasi sain technopark.
“Jadi UGM Sains Technopark untuk 3 tahun kedepan ini didorong untuk bisa menjadi engine untuk inovasi. Menjadi mesin penggerak penghiliran inovasi yang didanai ADB, dan kegiatan kali ini adalah penyampaian progress report mengenai inovasi yang dikembangkan oleh UGM dan pengembangan startup,” katanya.
Dia menjelaskan program PRIMEStep memiliki 3 yaitu akselerasi inovasi, menumbuhkan startup bisnis rintisan, dan memberikan penguatan fasilitasi untuk transfer teknologi. Ketiganya, disebutnya menjadi prioritas utama untuk kegiatan UGM hingga tahun 2027.
“Mulainya tahun kemarin 2023, lanjut 2024, 2025 , 2026 dan 2027. Tiga tahun ke depan itu menjadi momentum penting bagi UGM untuk menunjukkan apakah kapasitas sebagai universitas punya kekuatan R & D yang kuat dengan ditopang oleh ekosistem dan inovasi yang memadai,” terangnya.
Karenanya agar inovasi sampai ke hilir maka kekuatan tersebut tidak hanya di mahasiswa tetapi juga para peneliti, inventor termasuk para tenaga kependidikan di lingkungan kampus. Mereka diharapkan bisa menjalin mitra dengan industri dan komunitas di masyarakat agar kuat menyokong inovasi.
“Kita di UGM ini ditarget minimal 10 inovasi setiap tahun yang harus dideliver ke publik. Tahun ini saja kita harus mengawal 22, tahun kemarin 10 sehingga paling tidak sampai akhir program akan ada 50 inovasi yang di-deliver,” ungkapnya.
Penulis: Agung Nugroho
Foto: Donnie