
Di era yang serba cepat dan berbasis teknologi, keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak cukup hanya mengandalkan strategi konvensional. Dibutuhkan pendekatan baru yang berbasis data, efisien, dan kreatif agar UMKM mampu bertahan dan bersaing. Kehadiran teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan iklan kreatif (creative advertising) tentu memegang peran penting dalam mendukung transformasi digital sektor UMKM. Sayang, di tengah pesatnya transformasi digital, pelaku UMKM masih menghadapi berbagai tantangan struktural dan operasional yang dapat menghambat daya saing serta keberlanjutan usaha mereka.
Andri Prima Nugroho, Ph.D, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM mengatakan terdapat tiga tantangan utama yang kini dihadapi UMKM. Pertama, menyangkut efisiensi produksi yang masih terbatas, terutama dalam hal manajemen rantai pasok, pengendalian mutu, dan inovasi produk. Kedua, keterbatasan dalam pemasaran digital, baik dari segi kemampuan membuat iklan kreatif, menjangkau pasar yang tepat sasaran, maupun dalam optimalisasi anggaran promosi. Ketiga, meningkatnya tekanan dari persaingan global, khususnya dari pelaku usaha besar dan platform e–commerce yang telah mengadopsi teknologi digital secara lebih matang dan masif.
“Kecerdasan buatan dan iklan kreatif muncul sebagai solusi potensial untuk menjawab tantangan di atas. Kecerdasan buatan menawarkan peluang untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan dalam proses produksi, distribusi, hingga pemasaran. Sementara itu, iklan kreatif mampu membangun citra merek yang kuat, menarik perhatian konsumen, serta meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pendekatan yang lebih personal dan emosional”, ujarnya di Ruang sidang 1 DPKM UGM, Rabu (13/8) saat menjadi pembicara UMKM CLASS SERIES #27 bertema Peran AI dan Creative Ads untuk UMKM.
Andri Prima menuturkan pemanfaatan kecerdasan buatan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 40 persen serta mempercepat waktu peluncuran produk ke pasar (time-to-market) hingga lima kali lebih cepat dibandingkan dengan kompetitor. Dalam lingkup UMKM, teknologi kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti mengelompokkan konsumen berdasarkan minat atau demografi, menargetkan iklan secara tepat berdasarkan riwayat pencarian di internet, memprediksi tren pasar, mengoptimalkan rantai pasok, menyusun strategi penjualan yang lebih efisien, serta menganalisis efektivitas kampanye pemasaran secara real-time.
Meski memiliki potensi besar, menurut Andri pemanfaatan kecerdasan buatan oleh UMKM masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain rendahnya pemahaman tentang penggunaan kecerdasan buatan yang bijak, efektif, dan beretika. “Ada juga karena faktor keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur digital, serta kekhawatiran terhadap dampak negatif, seperti plagiarisme konten, pelanggaran privasi data, hingga ketergantungan terhadap teknologi yang tidak terkelola dengan baik,” terangnya.
Bryan Erfanda Putra, S.T.P sebagai praktisi digital marketing menambahkan iklan kreatif memiliki dampak yang besar terhadap pertumbuhan usaha kecil. Ruang lingkupnya mencakup produksi konten visual yang menarik, narasi pemasaran yang kuat, teknik storytelling merek, hingga pelaksanaan kampanye digital yang terpersonalisasi. Laporan dari Meta Business di tahun 2023 menyebutkan penerapan iklan kreatif dapat meningkatkan engagement rate hingga 60 persen dan mendorong pertumbuhan penjualan UMKM sebesar 20–30 persen dalam waktu kurang dari satu tahun. “Ekosistem UMKM yang berhasil memanfaatkan strategi ini umumnya melibatkan kolaborasi dengan kreator konten, pemanfaatan media sosial secara aktif, penggunaan platform e-commerce, serta penguatan identitas merek”, ungkapnya.
Seperti halnya pemanfaatan kecerdasan buatan, Bryan menyampaikan adopsi iklan kreatif oleh pelaku UMKM juga masih menghadapi berbagai kendala. Beberapa tersebut di antaranya rendahnya literasi digital, keterbatasan akses terhadap infrastruktur dan pelatihan, serta kekhawatiran terhadap risiko etis dan sosial dari penggunaan teknologi. “Penting untuk dipahami bahwa keberhasilan transformasi digital tidak hanya bergantung pada ketersediaan teknologi, tetapi juga pada kesiapan sumber daya manusia yang mengelolanya. Pendidikan dan keterampilan menjadi faktor kunci dalam efektivitas penerapan kecerdasan buatan, khususnya bagi UMKM,” imbuhnya.
Dr. Djarot Heru Santosa, M.Hum selaku Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM meyakini melalui peningkatan literasi teknologi, perluasan akses pelatihan, dan dukungan kebijakan yang berpihak, UMKM Indonesia akan mampu bersaing secara optimal. Dengan SDM yang kompeten, mereka diharapkan mampu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan interaksi dengan pelanggan.
Penulis : Agung Nugroho