Setelah muncul di beberapa pemberitaan waktu lalu, Alat Pengasapan Lele Ramah Lingkungan karya mahasiswa UGM turut tampil memamerkan produknya secara langsung dalam ajang Pimnas ke-36 di Universitas Padjajaran, Jatinangor. Dinda Iffana Silma (Teknik Kimia) selaku ketua tim merasa bersyukur karena PKM Pengabdian kepada Masyarakat UGM lolos didanai sekaligus turut meramaikan ajang Pimnas tahun 2023.
“Senang rasanya bisa berpartisipasi meski termasuk kategori non-Pimnas. Bisa mengenalkan produk secara langsung ke publik,” ucapnya, di ruang pamer Universitas Padjajaran, Selasa (28/11).
Memang tidak sedikit pengunjung penasaran melihat produk pengasapan ramah lingkungan ini. Tidak sedikit dari mereka mendekat dan bertanya-tanya kepada tim PKM UGM.
Dinda menjelaskan Alat Pengasapan Ramah Lingkungan karya mahasiswa UGM sesungguhnya alat dengan teknologi sederhana. Boleh dibilang alat ini sebagai teknologi tepat guna.
“Secara teknologi sederhana. Hanya membutuhkan sabut kelapa, api, air, es batu dan gas elpiji. Kita tahu juga sabut kelapa ini mudah untuk didapatkan,” katanya.
Alat pengasapan ramah lingkungan ini terdiri atas dua rangkaian. Rangkaian pertama berfungsi sebagai alat pengasapan lele yang kemudian akan menghasilkan produk berupa lele asap dan asapnya diolah menjadi asap cair grade 3. Asap cair grade 3 ini dapat digunakan sebagai pestisida tanaman. Untuk mengoptimalkan fungsinya, asap cair grade 3 diolah lebih lanjut agar dapat digunakan sebagai bahan pengawetan berbagai produk khususnya pada lele. Asap cair grade 3 diproses menggunakan rangkaian alat kedua dengan proses pemanasan dan konsep distilasi bertingkat.
Dinda pun merasa cukup senang dengan antusias para pengunjung. Menurut penuturannya tercatat 5 pemerhati alat pengasapan ramah lingkungan ini menyatakan ketertarikannya. Sayang dari kelimanya ada yang tidak melanjutkan negosiasi untuk mendapatkan alat karena persoalan belum bertemunya soal harga.
“Memang tidak murah, untuk satu rangkaian alat harganya 10 – 12 juta dengan kapasitas 30 kg sekali proses pengasapan. Sedang rangkaian alat utama yang menghasilkan produk lele asap seharga 10 juta,” katanya seraya menambahkan jika alat ini dapat disesuaikan ukurannya sesuai dengan pemesan dan harganya.
Meski begitu, kata Dinda, bagaimanpun alat ini menguntungkan karena mampu menaikkan nilai tambah harga jual ikan khususnya ikan lele. Lele akan berharga lebih baik dalam bentuk sudah diasapi dibanding dijual tanpa proses pengasapan.
Diakuinya alat dibuat memang dilatarbelakangi rasa keprihatinan atas melimpahnya produksi ikan lele di dusun Wonosari Desa Banyusari Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang. Di lokasi tersebut tercatat mampu menghasilkan 600 kg lele setiap bulannya.
Untuk itu, ia bersama tim yang terdiri dari Ademas Alam Pangestu (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol Sekolah Vokasi), Irvan Gibran (Teknik Kimia), dan Permana Cahya Kekar Adiputra (Teknik Kimia) mengkaji kembali soal harga alat. Alat seharga 15 juta saat ini memang untuk kapasitas 30 kg lele untuk proses pengasapan selama 2-4 jam.
“Kami akan kaji kembali harga ini, atau setidaknya kami akan membuat alat dengan kapasitas separonya yakni 15 kg agar harganya terjangkau,” terang Dinda.
Sebagai informasi lanjut terkait alat pengasapan lele ini bisa menghubungi kontak WA: 081232437694.
Penulis : Agung Nugroho