Dhia Salsabila Azhar, alumni Program Studi Elektronika dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM Angkatan 2018, mendapatkan kesempatan berharga ketika kuliah karena menjadi peserta di batch pertama Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MISB). Saat itu, ia menjalani program magang secara remote di PT Microsoft Indonesia selama empat bulan. Dhia, biasa dipanggil, menjalani pekerjaan di bidang roles data dan Artificial Intelegent (AI).
Selama ini, Dhia memang tertarik mendalami bidang AI dan machine learning development. Saat di bangku kuliah, ia telah mendapatkan paparan terkait Azure Machine Learning yang merupakan kumpulan dari server dan perangkat keras jaringan. Namun untuk menyelami lebih dalam platform ini, ia merasa membutuhkan tutor dan teman-teman yang memiliki minat yang sama untuk belajar memperdalam ilmunya. “Karena itulah akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar program MISB yang saat itu baru mulai angkatan pertama,” ujarnya saat diwawancara secara daring, Jumat (20/9).
Meskipun magang dilakukan secara remote, Dhia mengakui bahwa proses pembelajaran yang ia dapatkan sangat komprehensif. Di bulan pertama magang, Dhia mendapatkan pengenalan terhadap environment Azura yang menjalankan serangkaian aplikasi yang terdistribusi secara kompleks. Pengenalan ini bertujuan untuk mengetahui jika perangkat bisa digunakan sebagai cloud computing platform yang nantinya akan digunakan untuk pembuatan, pengembangan, dan manajemen aplikasi atau project AI. “Cukup challenging di bulan pertama, jadi meskipun dilakukan secara remote, saya harus menyelesaikan modul dan sertifikasi global setiap bulannya, ditambah lagi dengan kuliah daring langsung dari mentor,” jelasnya.
Dhia mengaku juga turut dilibatkan dalam proyek kelompok maupun proyek individual (capstone project). Melalui capstone project, ia dapat mengasah kemampuan teknis dan presentasi. “Inilah yang istimewa dari magang di Microsoft Indonesia, saat lulus dari sertifikasi global, saya lebih percaya diri terhadap kemampuan saya di bidang data dan AI, terutama dalam penggunaan tools Microsoft Environment yang mana di Indonesia banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan”, terang Dhia.
Di bulan kedua, pekerjaan Dhia difokuskan pada AI fundamental, untuk memahami konsep machine learning dan AI dengan menggunakan Azure. Bulan ketiga, kerja magang difokuskan pada penggunaan Microsoft Power Platform, untuk membangun aplikasi menggunakan solusi low code/no-code. Di bulan terakhir, pekerjaannya berfokus pada membangun visualisasi data menggunakan Power BI, untuk membangun portofolio dengan membuat dashboard analysis dan storytelling data, lalu mempresentasi hasil temuannya tersebut. ”Sering juga saya bisa mendapatkan insight dari teman-teman yang berasal dari kampus lain dan bisa berkolaborasi melakukan proyek bersama sehingga menambah dan memperluas jaringannya,” tutur Dhia.
Meskipun magang secara remote, Dhia juga tidak luput dari kendala. Ia bercerita, saat latihan melalui laboratorium terdapat bagian-bagian atau langkah-langkah yang tertinggal dan untuk berkolaborasi dengan teman-teman lain agak sulit untuk menjaga kekompakan sehingga terkadang beban kerja kelompok tidak merata. Namun menurut Dhia, karena modul Microsoft yang lengkap dan penggunaan tools Microsoft banyak tersedia di luar, maka materi yang tertinggal dapat diperdalam melalui self-learning, termasuk dengan mencoba modul-modul selain yang ada di kurikulum.
Pengalaman magang yang Dhia jalani diakui mampu memberikan kontribusi untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Menurutnya, materi kuliah MISB yang paling berpengaruh untuk karir di bidang data analysis adalah data fundamental dan data visualisasi. Sebagai data analis yang harus memberikan laporan setiap hari, pemahaman terkait konsep data dan storytelling data sangat membantunya untuk menyelesaikan laporan tersebut. ”Saat ini saya sudah lulus dan magang ini sangat membantu pekerjaan saya sebagai Data Analis”, pungkasnya.
Reportase. : B.Dia Listianingsih
Penulis. : Triya Andriyani