Dua alumni Teknik Arsitektur raih prestasi pada kompetisi tugas akhir yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2023. Mereka adalah Faiz Fawzan Adhima dan Vidya Larasati Adiraputri.
Faiz Fawzan Adhima di bawah bimbingan Nur Zahrotunnisa Zagi, S.T., M.T. raih Juara 1 meraih penghargaan karya terbaik kategori Environmental Studies. Sementara itu, Vidya Larasati Adiraputri di bawah bimbingan Harry Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., meraih Juara 2 kategori Technical Studies.
Faiz mengajukan karya tugas akhir berjudul Rethinking Kampung Nelayan Tambakrejo Sebagai Kampung Nelayan Berkelanjutan Berbasis Desain Regeneratif, berlokasi di Tambakrejo, Kota Semarang, Indonesia. Dalam tugas akhirnya tersebut ia menyinggung tentang relokasi perkampungan nelayan Tambakrejo. Sebelum direlokasi, perkampungan ini merupakan perkampungan kumuh yang dihuni oleh lebih dari 160 KK yang dibangun di atas sedimentasi kanal banjir Semarang Timur. Lalu, rekolasi dilakukan untuk merevitalisasi kanal banjir timur di Semarang ke rumah susun yang berjarak 10 km dari perkampungan. Namun sebagian warga menolak karena warga yang bekerja sebagai nelayan sangat bergantung pada lingkungan pesisir tempat mereka tinggal. Pemerintah kemudian sepakat dengan masyarakat untuk membangun pemukiman baru tepat di wilayah desa asli.
Sayangnya, rancangan dan solusi permukiman yang dilakukan pemerintah dinilai belum menjawab permasalahan utama. Setelah proyek selesai, tingkat perekonomian warga mengalami kemerosotan karena terkait dengan ketidakstabilan dan degradasi lingkungan pasca relokasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Faiz menawarkan maka konsep perancangan berdasarkan pendekatan desain regeneratif. Hal tersebut ditransformasikan dalam konsep regenerasi ekosistem dengan integrasi sistem biotik dan abiotik sekaligus memanfaatkan potensinya sebagai penguat perekonomian masyarakat. Lalu mengintegrasikan antara hunian dan habitat (ekosistem) berupa sistem prototype desa dengan building footprint yang kecil serta menggunakan ruang terbuka untuk perbaikan ekosistem. Selain itu, konsep rumah tumbuh pada satuan hunian sebagai upaya memperlancar pertumbuhan demografi dan ekonomi masyarakat.
“Dari kajian ini bisa diketahui kualitas tipologi kampung nelayan berdasar pada seberapa baik desain dapat mewadahi kebutuhan pengguna sebagai penduduk, pekerjaan mereka sebagai nelayan, serta bagaimana cara kampung dapat menjaga keberlangusungan perekonomian mereka serta sumber daya alam yang ada,”paparnya.
Sementara itu, Vidya Larasati Adiraputri mengajukan karya Climate Change Interpretation Center dengan Penekanan Pengalaman Sensoris di Sayung, Demak.
“Karya tugas akhir ini merupakan sebuah gagasan desain Interpretation Center yang mengangkat topik perubahan iklim khususnya mengenai dampaknya di Sayung, Demak, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait perubahan iklim,” ungkap Vidya.
Climate Change Interpretation Center ini menggunakan penekanan pengalaman sensoris yang membantu pengunjung memahami dan ikut merasakan dampak perubahan iklim, khususnya kenaikan air laut yang terjadi di Desa Bedono, Sayung. Sebagai respon terhadap lokasi bangunan yang berada di daerah tambak yang terdampak abrasi air laut, desain bangunan menggunakan sistem struktur amphibious building yang mampu mengapung mengikuti ketinggian air laut serta berbagai pemanfaatan elemen air untuk menstimulasi sensoris pengunjung.
“Semoga karya-karya tugas akhir mahasiswa arsitektur di Indonesia senantiasa mampu memberi manfaat bagi banyak pihak,” harap Vidya.
Penulis: Humas FT ; editor: Ika