Pakar Andrologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof. Dr. dr. Dicky Moch Rizal, M.Kes., Sp. And (K-Fer)., AIFM., dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Fisiologi. Dalam pengukuhan yang berlangsung Kamis (26/10) di Balai Senat UGM, Dicky menyampaikan pidato berjudul Fisiologi Sistem Reproduksi Sebagai Jendela Informasi Kesehatan Pria.
Dicky menyampaikan bahwa kesehatan fisik pria sangat mempengaruhi kondisi sistem reproduksinya. Sejumlah penelitian diberbagai negara telah membuktikan hal tersebut. Salah satunya dalam penelitian yang dilakukan di Choy & Einsberg pada 2020 di Jepang diketahui pria dengan gangguan sperma mempunyai masalah kesehatan seperti penyakit jantung pembuluh darah dan hiperlipidiemia yang lebih banyak. Penelitian lain di Denmark diketahui pria yang sering dirawat di rumah sakit mempunyai kecenderungan gangguan sperma, baik produksi maupun kualitasnya. Lalu dari studi terdahulu di AS juga diketahui kematian pada pria dengan gangguan produksi dan kualitas sperma lebih tinggi dibanding yang normal tanpa melihat jenis penyakit sebagai sebab kematiannya.
Lebih lanjut Dicky menyampaikan terdapat beragam kondisi yang memengaruhi fisiologi pembentukan sperma. Salah satunya, pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu mengakibatkan banyak terjadi kasus gangguan sperma baik penurunan produksi ataupun kerusakan sperma,. Selain itu, peningkatan kasus tuberkulosis juga memunculkan kekhawatiran terjadinya peningkatan kasus tuberkulosis yang menyerang organ di luar paru yaitu testis dan epididymis. Lalu, peningkatan suhu sperma karena demam tubuh/varikokel, paparan api kompor, mesin, dan alat las.
Perubahan gaya hidup, lanjutnya, dapat memunculkan berbagai macam persoalah kesehatan termasuk juga terjadinya gangguan produksi sperma. Misalnya, kebiasaan merokok akan menyebabkan kerusakan jaringan testis, kebiasaan minum alkohol, gangguan tidur, olahraga berlebihan dapat memberikan dampak negatif terhadap fungsi testis baik produksi sperma maupun melalui gangguan hormon reproduksi.
Dicky menambahkan perubahan pola makan yang berakibat pada terjadinya gangguan metabolisme berupa diabetes mellitus dan obesitas mengakibatkan terganggunya fisiologi testis. Sebagai akibat dari kondisi ini, produksi sperma akan mengalami penurunan dan kerusakan, serta dapat menyebabkan penurunan pada kadar hormon testosterone. Kondisi ini dapat diperberat dengan adanya perilaku sedenter seperti kurangnya olah raga, merokok, stres, dan kebiasaan minum alkohol. Selain itu, pada kondisi diabetes dan obesitas dapat terjadi peningkatan kerusakan sperma atau fragmentasi DNA sperma.
“Pendekatan fisiologi untuk melakukan aktivitas fisik, memperbaiki Body Mass Index (BMI), manajemen stres, mengelola gangguan metabolisme juga bisa dilakukan untuk menunjang perbaikan fungsi testis, termasuk spermatogenesis,”terangnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan terkait penyebab gangguan fungsi seksual. Bbeerapa gangguan fungsi seksual yang sering dijumpai antara lain gangguan libido, disfungsi ereksi, difungsi ejakulasi dan anorgasmia. Gangguan fisiologi ereksi berasal dari terganggunya fungsi pembuluh darah, gangguan keseimbangan hormon, gangguan saraf dan efek samping obat-obatan. Gangguan fisiologi ereksi umumnya disebabkan oleh problem di sistem organ lain. Misalnya, diabetes mellitus menyebabkan gangguan fungsi ereksi dengan merusak endotel pembuluh darah yang bertugas menghasilkan nitrik oksida serta sering disertai dengan penurunan hormon testosteron. Lalu obat-obatan hipertensi dapat menyebabkan disfungsi ereksi karena penurunan aliran darah ke penis.
Kondisi obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya hipogonadisme yang berujung pada gangguan fungsi ereksi. Laluu, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dapat menggangu fungsi ereksi karena disfungsi endotel, sedangkan perilaku sedenter, olahraga berlebihan, alkoholisme dan narkoba menyebabkan gangguan hormon. Kondisi depresi dan obat-obatan yang digunakan dapat menyebabkan gangguan fungsi ereksi. Gangguan fungsi seksual lainnya adalah gangguan ejakulasi. Dari sejumlah studi terdahuli diketahui penggunaan obat- obatan medis seperti efedrin atau simpatomimetik juga dapat menyebabkan ejakulasi dini
Dicky mengatakan bahwa kondisi fisiologis dari sistem reproduksi sangat diperlukan dalam menjalankan aktivita spembentukan sperma, produksi testosteron, dan seksualitas. Penurunan produksi testosteron dapat menyebabkan tergangguanya kesehatan pria karena fungsi testosteron banyak mempengaruhi kerja dari sistem organ yang lain.
“Problem sistem reproduksi pria banyak diakibatkan oleh gangguan fungsi sistem organ lain sehingga adanya gangguan fisiologi sistem reproduksi dapat menjadi informasi kondisi kesehatan pria secara umum,”tuturnya.
Penulis: Ika
Foto: Donnie