Sebanyak 26 orang mahasiswa dari lintas fakultas di Universitas Gadjah Mada melakukan program KKN PPM di Kota Madiun. Salah satu program unggulan mereka adalah pengembangan Kawasan Heritage Pecinan yang terletak di sekitar Jalan Barito, Kota Madiun. Program ini bertujuan untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat kebudayaan Tionghoa yang ikonik, seramai kawasan-kawasan Pecinan lainnya di Indonesia. Program kerja yang telah berhasil mereka laksanakan disampaikan di hadapan Rektor UGM, Pemerintah Kota (Pemkot) dan KAGAMA Madiun saat kunjungan Monev KKN PPM di kantor Kecamatan Taman, Jumat (9/8).
Kormanit KKN PPM Madiun, Akhmad Rangga Kun Miqdammannaas Latif menyampaikan data yang berhasil dikumpulkan oleh mahasiswa KKN, Kdi ecamatan Taman memiliki 58 potensi yang terbagi dalam 11 titik kuliner, 28 titik UMKM yang aktif berproduksi, 9 titik produk agro, serta 10 titik sejarah dan budaya. “Data yang digunakan berfokus pada 4 Kelurahan, yakni Mojorejo, Pandean, Banjarejo, dan Manisrejo, dengan pengecualian untuk potensi sejarah dan budaya yang tersebar di seluruh Kecamatan Taman,” katanya.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K), Ph.D, dalam kunjungan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Madiun yang telah menerima kehadiran mahasiswa KKN UGM untuk bisa menjalankan program kerja KKN di tengah masyarakat. “Tahun ini pertama kalinya Madiun menjadi lokasi penempatan KKN, tentunya menjadi langkah awal yang baik. Ide-ide besar yang dibawa oleh mahasiswa perlu dikaji lebih serius oleh pemerintah daerah sehingga apa yang dirancang oleh mereka dapat memiliki manfaat untuk masyarakat sekitar,” tutur Ova.
Ova menambahkan, UGM akan mengembangkan Sistem Informasi (SI) yang akan dimonitor oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat untuk memantau keberlanjutan dari program-program KKN yang sudah dilaksanakan dan tersebar di seluruh nusantara. “Targetnya setelah KKN selesai, programnya masih terus dilanjutkan oleh masyarakat lokal. Bisa diteruskan oleh mahasiswa KKN di periode selanjutnya, sehingga program yang sudah diinisiasi akan terus berkelanjutan tidak terputus begitu saja,” tambah Ova.
Sejalan dengan itu, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni menyetujui apa yang dikatakan oleh Rektor UGM. “Agar program yang ditinggalkan bisa berkelanjutan, kami membutuhkan KAGAMA daerah, dan juga partisipasi perguruan tinggi lokal, UGM memantau dari Jogja. Saya yakin alumni dan pemerintah daerah akan selalu memberikan support,” ujarnya.
Prof. Suadi, M.Agr.Sc., Ph.D selaku Dosen Pembimbing Lapangan menjelaskan proses kolaborasi antara mahasiswa KKN UGM dan Pemkot Madiun berjalan dengan sangat baik sejak awal kehadiran mereka di Kota Madiun. “Adik-adik mahasiswa mengembangkan website VisitTaman yang di dalamnya menampung peta interaktif untuk jelajah Kecamatan Taman. Peta ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk keberlanjutan pengembangan potensi wisata,” jelas Suadi yang dilanjutkan dengan praktik penggunaan website dan peta interaktif yang dipandu oleh mahasiswa.
Budi Wibowo selaku Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun saat sesi diskusi mengaku ia sudah banyak mendapatkan laporan dari warga Kecamatan Taman yang merasakan manfaat dari kehadiran KKN UGM. Ia berujar semua program yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa menjadi pancingan yang harus ditangkap oleh pemerintah karena merupakan embrio ide kreatif, terutama untuk memunculkan kelurahan wisata yang ada di Madiun.
Ketua KAGAMA Madiun yang turut hadir, Prof. Dr. Ir. Rahmanta Setiahadi, M.P., memberikan masukan agar paparan tentang tentang pengembangan Kawasan Heritage Pecinan bisa didorong untuk pembuatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). “Saya sendiri agak surprise, karena jujur pembuatan masterplan ini memiliki novelty yang sangat luar biasa dan menjadi terobosan yang layak untuk dilanjutkan. HKI ini nantinya akan menjadi footprint jika memang benar masterplan-nya akan dipakai oleh Pemkot, sehingga jejak mahasiswa KKN tidak hilang dan bisa terlacak,” tutupnya.
Selain membuat masterplan untuk pengembangan Kampung Pecinan, membuat peta interaktif berbasis digital untuk penyebaran UMKM dan juga potensi wisata, program kerja unggulan lainnya adalah pemasangan instalasi pemanen air hujan, serta perencanaan kampung anggur melalui penanaman berbagai varietas anggur. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan Kecamatan Taman dapat menjadi pionir untuk wilayah lain di Madiun agar terinspirasi dengan konsep yang mahasiswa KKN UGM tawarkan.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Devi