
Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022, Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.PP., Ph.D., mengisi ceramah di Masjid Kampus UGM dalam rangka mengisi kajian program Ramadan Public Lecture selepas mengikuti shalat tarawih berjamaah, Senin (3/3).
Masjid Kampus UGM dipadati jamaah hingga penuh sesak demi dapat menyimak ceramah alumnus FEB UGM ini. Jamaah yang datang tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa namun juga dari berbagai lapisan masyarakat.“Saya tidak hanya datang ke sebuah kampus, tapi saya kembali ke kampung halaman,” kata mantan aktivis Gelanggang Mahasiswa UGM ini membuka ceramahnya.
Dalam kajiannya, Anies berusaha menjawab pertanyaan besar terkait infrastruktur pendidikan dan hubungannya dengan kualitas manusia. Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan tidak hanya soal infrastruktur keras berupa fasilitas fisik, tetapi juga infrastruktur lunak yang dapat menumbuhkan kreativitas dan keberanian. “Jangan menganggap infrastruktur pendidikan hanya soal kampus yg megah dan kokoh, tetapi juga ruang yang menumbuhkan pikiran dan kesempatan agar mimpi berkembang sehingga menumbuhkan inspirasi,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa infrastruktur pendidikan di kota sudah relatif baik, namun kondisi serupa belum merata di daerah pedesaan, pegunungan, dan kepulauan kecil. Dalam hal ini, ia menekankan agar negara harus hadir dan memastikan pendidikan tetap menjadi prioritas dan pendidikan tidak boleh dipandang sebagai biaya yang dapat dipangkas, tetapi sebuah investasi yang akan memberikan hasil jangka panjang. Oleh sebab itu, pembangunan kualitas manusia melalui pendidikan bukanlah hal yang instan dan perlu proses panjang. “Sumber daya untuk pendidikan tidak boleh dikurangi karena pendidikan adalah eskalator sosial dan ekonomi yang membawa kita ke atas,” tegasnya.
Anies menutup kajiannya dengan mengingatkan mahasiswa agar menjadi perpanjangan tangan orang lain untuk membuka kesempatan, bukan menjadi satu-satunya orang yang berkesempatan. Ia menghimbau mahasiswa untuk melihat pendidikan sebagai gerakan dan memberi dorongan agar setiap mahasiswa menjadi inspirasi bagi saudara-saudara yang berada jauh dari pusat pendidikan. “Ceritakan pengalaman kalian kepada kampung halaman agar mereka juga bisa menyadari manfaat pendidikan. Jangan merasa sungkan untuk berbagi karena kita semua membutuhkan orang-orang dengan semangat yang sama,” pungkasnya.
Penulis : Bolivia Rahmawati
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Masjid Kampus