
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI meluncurkan program #KampusBerdampak dan Sistem Kesehatan Akademik (SKA) dalam memperkuat sistem kesehatan daerah dan nasional. Peluncuran ini dilakukan oleh Direktur SDM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiktisaintek Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, dalam peluncuran program Festival Kampus Berdampak pada Jumat (2/5) lalu di Kampus UGM.
Suning mengatakan program ini sebagai bagian dari model kolaborasi strategis antara perguruan tinggi yang memiliki bidang ilmu kedokteran, rumah sakit pendidikan, dan pemerintah daerah dalam berkontribusi menyelesaikan persoalan kesehatan di tengah masyarakat. “Kita ingin menekankan kontribusi nyata perguruan tinggi dalam menyelesaikan permasalahan prioritas masyarakat, termasuk di bidang kesehatan,” jelasnya.
Dikatakan Suning, SKA dijalankan melalui berbagai inisiatif dalam pendidikan, penelitian, pelayanan dan pengabdian masyarakat. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan pemenuhan tenaga kesehatan di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu peran SKA terkini adalah meningkatkan jumlah lulusan dokter spesialis, meningkatkan jumlah dan jenis prodi spesialis di PTN dan PTS. “SKA hadir sebagai wujud akuntabilitas sosial institusi pendidikan tinggi kedokteran,” ujarnya.
Program SKA ini sejatinya telah berjalan selama satu dekade dan berbagai upaya telah dilakukan oleh Fakultas Kedokteran di berbagai perguruan tinggi di tanah air untuk terus mengembangkan program ini serta mewujudkan #KampusBerdampak melalui kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi. “Untuk itu, SKA kini berfokus pada tiga aspek, yaitu penguatan layanan kesehatan masyarakat, pemenuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan serta kolaborasi yang membangun dengan pemerintah daerah,” paparnya.
Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni dan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Dr. dr. Sudadi menyebut program SKA telah memberikan sumbangsih signifikan dalam pemenuhan tenaga medis dan kesehatan. Dalam periode 2022—2024, SKA telah memfasilitasi peningkatan penerimaan kuota pendidikan dokter umum dan dokter spesialis di 28 fakultas dan 100 program studi dokter spesialis baru di seluruh Indonesia.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. dalam pidato sambutannya turut memaparkan capaian membanggakan SKA yang menuai luaran dan dampak positif dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat di berbagai daerah. Sebagai contoh di Yogyakarta, SKA menjadi sarana kolaborasi pemerintah daerah, rumah sakit pendidikan, dan FKKMK UGM dalam memperkuat tata kelola pariwisata kesehatan sebagai untuk mewujudkan DI Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang menyehatkan. “Harapannya agar SKA dan #KampusBerdampak dapat menjadi bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan kesehatan di masyarakat,” tuturnya.
Penulis : Lazuardi
Editor : Gusti Grehenson