Sampah menjadi salah satu isu krusial yang saat ini dihadapi oleh masyarakat khususnya DIY pasca ditutupnya TPA Piyungan. Alhasil, terdapat penumpukan timbunan sampah di lokasi pembuangan sementara. Untuk membantu mengatasi persoalan sampah tersebut, Direktorat Kemahasiswaan UGM mngembangkan program kewirausahaan sosial (sociopreneur) mahasiswa untuk menangani masalah sampah dalam masyarakat.
Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, Dr. Hempri Suyatna mengatakan Program Sociopreneur UGM ini merupakan langkah konkret dari Universitas Gadjah Mada untuk mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan solusi inovatif dan kreatif. Program ini diharapkan tidak hanya melatih mahasiswa dalam konteks bisnis, tapi juga diharapkan memiliki kepekaan terhadap isu sosial khususnya pengentasan persoalan sampah. “Untuk merealisasikan bisnis sosial tersebut agar berkembang menjadi startup, Direktorat Kemahasiswaan akan memberikan dukungan melalui pelatihan, pendampingan , pengembangan jejaring dan monitoring dan evaluasi,” ujar Hempri dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (22/6).
Hempri menyebutkan terdapat 49 tim yang mendaftar seleksi Program Sociopreneur UGM dan akhirnya dipilih 9 pemenang yang mendapatkan pendanaan dan pendampingan program. Selanjutnya 9 pemenang terpilih ini akan mendapat pendanaan dan pelatihan dari mentor yang kompeten di bidangnya masing-masing. “Pendanaan yang diberikan bertujuan untuk mendukung implementasi proyek-proyek inovatif yang mereka usulkan, sementara pendampingan yang disediakan mencakup bimbingan dari para ahli dan praktisi di bidang sociopreneurship untuk memastikan bahwa setiap tim mampu mewujudkan visi mereka dengan baik,” jelasnya.
Beberapa judul yang dipilih meliputi Usaha Biover Center. Usaha ini menawarkan inovasi dalam pemanfaatan dan budidaya maggot yang diterapkan dalam konsep sosial “zero waste” dengan mengolah limbah organik menjadi maggot kering bernilai jual tinggi. Dalam prosesnya, limbah organik seperti sisa-sisa makanan dan bahan organik lainnya diolah secara efisien untuk dijadikan pakan bagi maggot, yang kemudian diubah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Selain budidaya dan pemanfaatan Maggot, mahasiswa juga menciptakan suplemen protein hewan ternak (Suplemen MaNaX) berbahan dasar maggot dengan harga terjangkau yang bertujuan untuk membantu peternak meningkatkan kesehatan dan kualitas hewan ternak melalui pemberian suplemen.
Usaha Dplasticer dan Lanely menghadirkan inovasi baru dalam pengelolaan limbah dengan pendekatan yang kreatif dan berkelanjutan. Dplasticer mengelola sampah plastik dengan metode terbaru, mengubahnya menjadi bahan bangunan dan furniture yang bernilai guna. Sementara itu, Lanely bergerak di bidang pemanfaatan limbah kulit pisang kepok yang dikombinasikan dengan daun mint, menghasilkan ide inovatif berupa hair vitamin. Kedua usaha ini menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan memberikan solusi praktis untuk mengurangi limbah sekaligus menciptakan produk-produk bernilai ekonomi tinggi.
Selain itu, mahasiswa juga terus berinovasi dengan memanfaatkan limbah bulu ayam untuk menciptakan produk pupuk organik yang ramah lingkungan melalui usaha bernama PLUMIX. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi limbah bulu ayam yang sulit terurai, tetapi juga menghasilkan pupuk berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi pertanian organik. Usaha PLUMIX mencerminkan semangat kewirausahaan mahasiswa dalam mencari solusi berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.
Terakhir, Sulfa Compost merupakan usaha yang menawarkan solusi pemanfaatan limbah baglog menjadi media budidaya cacing (vermikompos), memberikan kontribusi nyata terhadap pengelolaan limbah dan produksi pupuk organik. Di wilayah Pogung Dalangan, yang menjadi tempat kos bagi banyak mahasiswa dan dikenal sebagai penghasil sampah, muncul Kronikologi sebagai solusi inovatif untuk mengentaskan persoalan limbah organik dengan memanfaatkan Larva Black Soldier (BSF) untuk mengolah sampah organik, mengubahnya menjadi produk bernilai guna. Seluruh usaha yang terpilih tidak hanya berfokus pada pengurangan limbah, tetapi juga pada penciptaan produk-produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, mencerminkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan inovasi dalam pengelolaan limbah.
Penulis: Dita
Editor: Gusti Grehenson