Sekelompok mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat melakukan kegiatan pemberdayaan kelompok wanita Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul. Mereka memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga yang tidak bekerja agar mampu mengolah potensi sorgum yang melimpah menjadi produk olahan berupa brownies dan cookies yang bernutrisi sekaligus memiliki nilai ekonomis.
“Sorgum sebagai salah satu bahan pangan fungsional memiliki manfaat untuk mencegah penyakit yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh, endokrin, saraf, sistem pencernaan, sistem sirkulasi, dan lain-lain. Bahan pangan ini memiliki peluang sangat baik untuk dikembangkan,” ujar Luthfita Keysha mewakili tim PKM.
Ia menuturkan, Desa Bendung memiliki potensi tanaman sorgum, namun jumlah tanaman yang dibudidayakan masih terbilang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan komoditas padi dan jagung. Hal ini, menurutnya, dikarenakan kebanyakan masyarakat desa tersebut tidak mengetahui cara memanfaatkan hasil panen sorgum.
Melihat potensi produk yang dapat dihasilkan, disertai dengan antusiasme kelompok wanita di desa tersebut untuk bisa mengolah sorgum menjadi produk yang bermanfaat, para mahasiswa pun berinisiatif untuk mengadakan kegiatan pelatihan. Produk olahan yang dipilih berupa brownies dan cookies, karena makanan ringan dinilai memiliki cukup banyak peminat dari berbagai kalangan usia.
Penggunaan tepung sorgum sebagai bahan utama, menurut Kesya, dapat meningkatkan nilai gizi makanan tersebut. “Kami melihat potensi dari tanaman sorgum yang mengandung protein sekitar 11-13% dan kandungan lemak sekitar 3,4%, serta ketersediaan karbohidrat yang tidak kalah baik dari kandungan pada nasi,” ucapnya.
Program ini sendiri mendapat tanggapan positif dari para peserta, yang cukup antusias dan berpartisipasi aktif. Para wanita juga banyak mengajukan ide inovatif selama program berlangsung. Apresiasi terhadap program para mahasiswa juga datang dari pengelola desa.
“Dengan dimulainya pembudidayaan kembali sorgum, harapannya ini menjadi titik awal potensi sorgum dikembangkan,” tutur Sekretaris Desa Bendung, Eka Puji.
Kegiatan PKM ini dijalankan Kesya bersama tiga rekannya, yaitu Arlita Tanzila, Elysa Umiati, dan Zahra Raihananda. Selain memberikan pelatihan, mereka juga memberikan Buku Pedoman Mitra sebagai panduan dalam mengembangkan program secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Mereka berharap, ke depan kelompok wanita tersebut bisa secara mandiri dan produktif mengembangkan potensi bahan lokal yang bernilai ekonomis tersebut menjadi produk khas dari Desa Bendung, di mana hasil penjualan dapat dibagikan kembali kepada pihak masyarakat yang terlibat. Dengan membentuk sebuah sistem koperasi dan membentuk struktur organisasi di dalamnya, kelompok ini juga nantinya dapat mengurus legalitas hasil produksi olahan sorgum “Desa Prima”.
Penulis: Tim PKM
Editor: Gloria