UGM terus bertekad untuk mendukung ketahanan pangan bangsa di masa depan guna mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Salah satu wujud komitmen tersebut adalah dengan terus berkontribusi pada penambahan jumlah petani pengguna padi Gamagora 7, varietas padi hasil riset peneliti UGM, agar semakin dikenal oleh masyarakat luas. Dijuluki sebagai varietas amphibi karena bisa ditanam di lahan kering tadah hujan dan lahan sawah, Gamagora 7 memiliki karakter unggul sebagai teknologi tepat guna untuk mengatasi serangan hama dan penyakit pada pertanian tanaman pangan dan juga perubahan iklim. Setelah berhasil melewati masa uji pasar di 9 titik lokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun 2023 lalu, Gamagora 7, kini mulai dikenalkan di daerah lain melalui kolaborasi dengan banyak pihak, salah satunya Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Dalam upaya mengoptimalkan lahan perkebunan sawit dan meningkatkan penambahan luas tanaman pangan, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan telah mengimplementasikan Program Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) yang berfokus pada penanaman padi gogo di sela-sela tanaman sawit. Sejalan dengan itu, sebagai komitmen untuk mewujudkan kemandirian pangan, Rabu (22/5), UGM menyerahkan bantuan 400 kilogram benih padi varietas Gamagora 7 kepada petani di Kota Serang, Provinsi Banten melalui Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Banten. Seremonial penyerahan bantuan dilakukan di Gedung BPSIP Banten dengan dihadiri oleh Biro Manajemen Strategis dan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) sebagai perwakilan dari UGM yang diterima langsung oleh Sekretaris Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, S.Si., M.Sc.
Kepala Biro Manajemen Strategis UGM, Wirastuti Widyatmanti, S.Si., Ph.D., mengapresiasi dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Ditjen Perkebunan karena sudah memberikan kesempatan untuk menyalurkan benih padi Gamagora 7 kepada petani di Banten. “Gamagora 7 ini merupakan hasil kerja keras para peneliti untuk menghasilkan varietas unggul yang memiliki potensi produksi sampai dengan 9,80 ton per hektarnya,” ungkap Wirastuti.
Ia menambahkan dengan rerata hasil kurang lebih 7,95 ton per per hektar dan umur panen yang lebih pendek dari varietas lain, Gamagora 7 diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah Serang, Banten.
Heru Tri Widarto, S.Si., M.Sc. yang juga bertugas sebagai Penanggung Jawab Wilayah Satuan Tugas (Satgas) Darurat Pangan Provinsi Banten mengatakan pemberian bantuan benih ini dilakukan sesuai arahan Menteri Pertanian dan Dirjen Perkebunan untuk mendukung program penambahan areal tanaman pangan, khususnya padi gogo di Provinsi Banten. “Bantuan benih Gamagora 7 ini merupakan yang pertama kali di Banten dan kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada UGM,” ucapnya.
Heru melanjutkan, bantuan benih direncanakan akan ditanam di beberapa kelompok tani di wilayah Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, serta beberapa wilayah perkebunan lainnya. Pemanfaatan lahan perkebunan dengan tanaman pangan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan mewujudkan ketahanan pangan ke depannya. Hal ini tentunya akan berdampak signifikan menambah pendapatan pekebun.
Kepala BPSIP Banten, Dr. Ismatul Hidayah, S.P., M.P. mengungkapkan bantuan benih padi Gamagora 7 akan sangat bermanfaat bagi petani di Provinsi Banten karena kesadaran akan penggunaan benih bersertifikat sudah sangat tinggi. “Pengetahuan petani akan benih bersertifikat sudah baik, tetapi kami kesulitan untuk memenuhi permohonan benih yang terkadang mencapai 40 ton, padahal produksi benih kami tidak lebih dari itu,” tuturnya.
Ismatul menjelaskan benih padi Gamagora 7 akan ditanam di lahan seluas 3 hektar pada bulan Mei dan akan ditanam secara bertahap di lahan seluas 5 hektar pada bulan Juni. Kerja sama penanaman benih Gamagora 7 tahap awal ini, bertujuan untuk memproduksi beras serta meningkatkan potensi lahan pertanian yang ada di sekitar Provinsi Banten.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Dok. Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian