Puluhan anggota Dewan Guru Besar (DGB) Universitas Gadjah Mada melaksanakan kunjungan kerja ke Papua dan Papua Selatan selama sepekan pada 9-15 juli mendatang. Dalam kunjungan kerja yang dikemas dengan nama Professors go to Frontiers ini dalam rangka Membangun Kolaborasi Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Papua dan Papua Selatan.
Ketua DGB UGM Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Selasa (9/7), mengatakan kunjungan ini bagian dari kegiatan pendidikan dan pengabdian bersama Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) berbagi untuk keilmuan dan pengetahuan yang dimiliki para Guru Besar melalui kegiatan seminar, kuliah umum, mengunjungi daerah untuk pembangunan berkelanjutan, dan mengenal lebih jauh sejarah dan budaya daerah yang dikunjungi. “Kita ingin para guru besar turun gunung bekerja di akar rumput, tidak hanya di kampus menara gading. Mengembangkan komunitas dimana ia tinggal, bekerja bersama masyarakat memahami dan mengembangkan riset aksi partisipatif,” kata Baiquni.
Melaksanakan perjalanan jauh ke wilayah terdepan, diakui Baiquni dalam rangka melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi, menimba ilmu, dan membangun pengalaman. Menurutnya, dalam fenomena keilmuan disadari bahwa guru besar pun berperan untuk terbiasa dalam mengintegrasikan dimensi waktu dan dimensi ilmu sebagai bagian dari proses pembelajaran dan penerapan menjadi pengalaman. “Salah satu kata kunci yang harus dipersiapkan untuk menghadapi perubahan teknologi dan masyarakat yang sangat cepat adalah pendidikan. Pendidikan harus berfokus pada human strength and adaptations, karena di era saat ini komputer dan teknologi digital jauh lebih baik sehingga manusia tidak perlu menghafal segala sesuatu. Oleh karena itu, kekuatan manusia dapat difokuskan pada kemampuan yang hanya dimiliki manusia, seperti komunikasi, kepemimpinan, rasa ingin tahu, dan daya tahan,” ujarnya.
Menurut Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D., melalui program pengabdian kunjungan kerja ke Papua dan Papua Selatan ini, para anggota guru besar diharapkan mampu mengembangkan pemikiran yang berguna bagi universitas maupun bangsa, menjadi pelopor dalam menjaga integritas dan mengembangkan nilai-nilai serta implementasinya dalam kehidupan kampus maupun berbangsa dan bernegara.
Sekedar informasi, para anggota Guru Besar akan menyampaikan materi soal tema pengembangan wilayah perbatasan, teknologi tepat guna, peningkatan perekonomian, kesehatan, dan sumber daya manusia. Adapun lokasi yang dituju meliputi Kantor Gubernur Papua, Kantor Wali Kota Jayapura, Kantor Bupati Jayapura, Universitas Cendrawasih, Kantor Dinas di Pemerintah Kabupaten dan Kota Jayapura, beberapa perguruan tinggi swasta di Jayapura, Kantor Gubernur Papua Selatan, Kantor Bupati Merauke, Kantor Dinas di Pemerintah Kabupaten Merauke, Universitas Musamus, Kantor Bupati Boven Digoel dan Kunjungan Lapangan.
Beberapa topik yang dibahas diantaranya Pemanfaatan tanaman herbal sarang semut Papua sebagai suplemen terapi kanker mulut oleh Prof. drg. Supriatno, M.Sc., MDSc., Ph.D., Pengenalan dan Kiat-kiat Budidaya Anggrek Papua untuk Konservasi In Situ dan Ex Situ oleh Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc., Pengembangan Pertanian Peternakan oleh Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA., IPU., ASEAN Eng., Solusi Mengatasi Kesenjangan Pendidikan Kesehatan dan Kedokteran di Kawasan Timur oleh Prof. Dr. dr. Budi Yuli Setianto, Sp.PD(K)KV., Sp.JP(K), serta topik Ekonomi Pangan Papua oleh Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M.A dari Guru Besar FEB UGM.
Prof. Catur Sugiyanto selaku ketua tim menyampaikan para anggota Guru Besar yang tiba di awal yang dikoordinatori oleh Prof. Ali Agus akan berkegiatan di Merauke. Lalu rombongan tim Guru Besar lainnya yang dipimpin oleh Prof. Agustinus Supriyanto berkegiatan di Kabupaten Boven Digoel. “Sedangkan tim lainnya dengan dipimpin Prof. Ambar Pertiwiningrum akan berangkat menuju Jayapura beranggotakan 8 orang guru besar juga dari berbagai disiplin ilmu dengan tujuan pengabdian kepada masyarakat pada daerah terpencil dan perbatasan,” jelasnya.
Penulis: Heru Sutrisno
Editor: Gusti Grehenson