Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Gadjah Mada berhasil mendapat penghargaan dari Komnas Perempuan kaerna berhasil menerapkan kebijakan kondusif bagi penghapusan kekerasan berbasis gender, Rabu (16/10), di Hotel Kuningan Jakarta. Penghargaan berupa piagam apresiasi diberikan langsung oleh Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani kepada Ketua Satgas PPKS UGM Prof. Yayi Suryo Prabandari.
Penghargaan ini diberikan dalam rangka memperingati 26 tahun Komnas Perempuan dan apresiasi mitra komnas perempuan. Komnas Perempuan memberikan apresiasi pada 26 kementerian/lembaga, media massa, dan kampus yang dinilai berhasil melakukan terobosan untuk membangun ruang aman bagi perempuan.
Yayi Suryo mengaku bersyukur bahwa UGM melalui Satgas PPKS mendapat penghargaan dari Komnas Perempuan. Yayi menyebutkan dari 26 penerima penghargaan, UGM merupakan satu-satunya kampus yang mendapat penghargaan dari Komnas Perempuan. “Tentu ini kita sangat bersyukur bahwa upaya UGM melalui satgas PPKS yang sudah berdiri sejak tahun 2022 lalu diapresiasi oleh Komnas Perempuan,” kata Yayi kepada wartawan, kamis (17/10).
Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani mengatakan pemberian apresiasi ini bertujuan untuk menyemangati kerja-kerja bersama dan diharapkan bisa menjadi inspirasi dalam menguatkan kerja sama lintas sektor untuk dapat terus memajukan pemenuhan hak-hak perempuan. “Supaya semua orang lebih terinspirasi ya bahwa kalau kita kerja bareng-bareng, ada banyak hal yang kita bisa perbuat,” kata Andy Yentriyani.
Dalam penyerahan Apresiasi Komnas Perempuan 2024, terdapat tiga kategori, yakni kategori koordinasi penanganan kekerasan berbasis gender dan penguatan lembaga layanan korban, dengan penerimanya di antaranya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi Kepolisian Nasional, Pemda DKI Jakarta, dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
Untuk kategori kebijakan kondusif bagi penghapusan kekerasan berbasis gender, penerimanya antara lain Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Komisi III DPR. Selanjutnya kategori pelopor membangun ruang aman dari kekerasan, penerimanya antara lain PT KAI, AJI, JALA PRT, dan Keuskupan Agung Jakarta.
Yayi Suryo menuturkan, selain mendapat penghargaan dari Komnas perempuan, Senin (7/10) lalu, UGM juga mendapatkan penghargaan sebagai Penerima Apresiasi Kategori Perguruan Tinggi Cerdas Berkarakter Tahun 2024 bersama dengan empat perguruan tinggi lainnya yakni, Universitas Budi Luhur,Jakarta; Universitas Negeri Cendana, Kupang; Politeknik Negeri Bandung; dan Politeknik Negeri Batam.
Penghargaan ini diberikan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kepada para pemangku kepentingan ekosistem pendidikan yang telah melakukan program/kebijakan strategis dan implementatif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, berkebinekaan, dan aman dari segala bentuk kekerasan demi mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Menjawab pertanyaan wartawan terkait proses penanganan kasus kekerasan seksual di kampus UGM, Yayi menerangkan bahwa semua laporan kekerasan seksual yang masuk direspon secepat mungkin. Lalu ditindaklanjuti dengan tim pemeriksa jika terdapat dugaan kekerasan seksual. “Jika kekerasan seksualnya kabur, kami konsul dengan fakultas tempat terlapor atau yang dilaporkan atau dirujuk ke unit yg tepat,” paparnya.
Dalam penanganan kasus kekerasan seksual, Yayi mengaku menghadapi tantangannya yang tidak mudah karena proses penanganan yang memerlukan tim pemeriksa dari beberapa elemen yang kadang membutuhkan waktu. “Apalagi jika melibatkan pihak luar berarti harus koordinasi dan butuh waktu juga. Sementara kadang korban inginnya cepat ditangani. Mitigasi kita yang lakukan dengan kerja sama dengan beberapa pihak, merapikan organisasi, menambah SDM,” terangnya.
Penulis : Gusti Grehenson