Dari kejauhan, gemerlap lampu tenda para penjual terlihat begitu meriah di pasar kangen yang berada di area Lapangan Pancasila, Sabtu (14/12). Lapangan yang basah dan becek usai hujan deras sejak petang, tidak menyurutkan langkah para pengunjung untuk menikmati suasana nostalgia yang dihadirkan di Pasar Kangen dalam rangka Dies Natalis UGM ini. Apalagi setiap tenda penjual dihiasi dengan atap dari rumbai daun kelapa dan ornamen sederhana dari bambu yang kian menambah kesan tempo dulu.
Di area pasar kangen ini, kita dapat menemukan makanan tradisional seperti clorot, carabikang, lempeng juruh, apem, geblek, kue cucur, kue lapis, dan masih banyak lagi. Seluruh kudapan jadul ini dijual dengan harga murah meriah dan mayoritas dibungkus dengan daun. Selain kudapan, ada pula hidangan lainnya seperti mie pentil, sego jagung, sate klathak, sate kronyos, oseng mercon, bothok, angkringan, dan makanan berat lainnya yang mengenyangkan. “Saya sangat senang bisa mengenang masa muda dan membeli dawet ireng jembut. Ini jajanan yang paling ikonik karena selalu ramai dan selalu saya beli kalau pasar kangen digelar di sini,” ucap Fatur, salah seorang pengunjung.
Selain dawet ireng tersebut, es kuwut, es tung tung, susu murni, wedang tahu, dan berbagai minuman lain tersedia untuk menjadi pendamping makanan guna melepas dahaga.
Menengok ke sisi lain, lapak pernak-pernik dan barang-barang antik ditata rapi memanjakan mata. Uang koin jaman dulu, guci porselen, lonceng sapi, dan buku-buku lawas diobral dengan harga terjangkau. Pengunjung bebas untuk melihat-lihat, menyentuh, dan tawar-menawar harga layaknya di pasar tradisional. Perangko dari berbagai negara dijual murah, bahkan juga disediakan sistem paket sehingga harganya semakin murah. “Saya filateli sejak masih sekolah. Perangko dari berbagai negara saya punya. Karena sudah jarang, pasar kangen ini yang selalu saya buru buat cari perangko murah. Terima kasih UGM sudah menyelenggarakan,” ujar Totok, salah seorang pembeli paruh baya.
Selain lapak-lapak penjual, para pengunjung juga terlihat mengerumuni panggung utama. Beragam penampil menunjukkan suara emasnya hingga pukul 10 malam. Berlangsungnya Pasar Kangen dalam rangkaian Nitilaku ini menjadi bukti nyata kampus kerakyatan dengan menghadirkan hiburan rakyat yang disegani semua kalangan. “Sebagai mahasiswa akhir, ini salah satu event UGM yang aku tunggu-tunggu sebelum lulus dan tidak ingin aku lewatkan. Aku harap acara ini terus diadakan, jangan dihilangkan,” pesan Hari, salah seorang wisatawan.
Penulis : Bolivia
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie