
Aurel Diyah Agustin, mahasiswa Program Sarjana Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM angkatan 2022 menjadi juara di ajang nasional Next-Gen Science Technopreneur Battle 2025. Berkat ide bisnis inovatif berupa pengembangan platform Smart Digital Ticketing berbasis identitas wajah, ia berhasil meraih juara 1 dalam kompetisi tersebut. Tergabung dalam Tim Fighter, bersama Dita Ristyani, mahasiswa Program studi Kesehatan 2022 dalam ide bisnisnya mengusung Platform bernama Tixless. Dengan slogan “Satu Wajah, Satu Tiket”, Tixless sebagai aplikasi dipergunakan untuk memberi kemudahan pengunjung dalam mengakses sebuah acara.
Melalui aplikasi ini, proses masuk dapat dilakukan tanpa antrian dan tanpa tiket fisik, cukup dengan verifikasi wajah. “Tixless sebagai aplikasi menjawab berbagai tantangan yang dihadapi industri event seperti antrian panjang, pemalsuan tiket, ketidaksesuaian jumlah pengunjung dengan tiket terjual, serta ketergantungan pada tiket fisik yang kurang ramah lingkungan”, katanya di FEB UGM, Jum’at (15/8).
Aurel menjelaskan dibanding solusi digital lain yang telah ada, Tixless menawarkan beberapa keunggulan. Diantaranya berupa sistem keamanan tinggi melalui Face ID, akses masuk instan, penghitungan pengunjung secara otomatis, hingga fitur tambahan bagi penyelenggara seperti laporan real-time dan integrasi sponsorship.
Dalam menyusun business plan, Aurel mengaku semua dimulai dari riset mendalam. Tim melakukan wawancara dengan penyelenggara dan pengunjung acara. Selain itu, tim juga menyusun strategi model bisnis yang mencakup alur teknologi hingga rencana monetisasi. “Saya juga membuat presentasi visual interaktif agar ide ini bisa dipahami dan menarik di mata juri,” tambahnya.
Perjalanan memang tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang dihadappi memastikan integrasi teknologi Face ID dapat berjalan aman, cepat, dan efisien, namun tetap terjangkau secara biaya oleh penyelenggara. “Saya belajar bahwa ide bisnis yang baik harus bisa menjawab masalah nyata dan memiliki model bisnis yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Dari mengikuti kompetisi ini, Aurel mengaku mendapat pengalaman yang berharga. Sebagai mahasiswa Akuntansi, ia menilai pengalaman mengikuti kompetisi ini sangat mendukung dalam mengembangkan keterampilannya, terutama dalam membuat proyeksi keuangan, analisis biaya-manfaat, dan perhitungan revenue streams. Iapun pada akhirnya berencana mengembangkan prototype Tixless ini dengan mencari mitra strategis di industri event untuk melakukan uji coba skala kecil sebelum masuk ke skala yang lebih besar. Dengan pengalaman ini, iapun mengharapkan mahasiswa lain untuk tidak ragu terjun ke dunia inovasi dan kewirausahaan. “Dengan cara-cara seperti ini kita bisa berkontribusi menciptakan solusi berbasis teknologi yang berdampak nyata di masyarakat. Mulailah dari masalah yang benar-benar relevan, susun solusi yang praktis namun inovatif, dan tak ketinggalan kita mengasah kemampuan komunikasi agar ide-ide bisa tersampaikan dengan maksimal,” pesannya.
Reportase : Kurnia Ekaptiningrum/ Humas FEB UGM
Penulis : Agung Nugroho