Penyakit Tidak Menular (PTM) terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. PTM menjadi kekhawatiran saat ini karena sebagian besar masyarakat Indonesia belum paham mengenai pemorsian yang tepat soal makanan.
Ditengarai masih banyak orang kurang mengkonsumsi sayur dan buah, padahal hal tersebut menjadi bagian penting dalam menjaga pola makan yang baik.
Melihat permasalahan tersebut lima mahasiswa UGM kemudian mengembangkan sebuah piring pemorsian terintegrasi dengan web. Dengan piring pemorsian ini dinilai mampu mengatur porsi makan individu dalam porsi yang tepat melalui pembagian yang telah disesuaikan dengan rekomendasi Kemenkes.
Kelima mahasiswa UGM yang mengembangkan Piring Pemorsian tersebut diantaranya Lia Hanifah, Annisa Usfatun Khasanah, Siti Fadilah Noviyanti (FK-KMK), dan Ullen Sentalu Tjinta Laras (Fakultas Peternakan), serta Ghifari Nafhan Muhammad Zhafarizza (Sekolah Vokasi). Dengan mendapat bimbingan Yayuk Hartriyanti, S.KM., M.Kes., mereka mengembangkan Piring Pemorsian pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) UGM yang berhasil mendapatkan hibah pendanaan dari Kemendikbudristek.
“Melalui pembuatan ini, sangat besar harapan tim mahasiswa UGM untuk turut berkontribusi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan ini sebagai langkah preventif kita bersama untuk mengatasi PTM melalui pola makan yang sehat,” ujar Lia Hanifah di Kampus UGM, Selasa (16/7).
Selaku ketua Tim PKM-K UGM Piring Pemorsian, Lia menjelaskan ide piring pemorsian bernama NutriPlate ini bermula dari kekhawatiran akan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Muncul rasa kekhawatiran terhadap masyarakat Indonesia karena sebagian besar dari mereka belum paham mengenai pemorsian yang tepat.
“Lantaran masih banyak orang yang kurang mengkonsumsi sayur dan buah. Padahal, bagian penting penyebab dari penyakit tidak menular adalah tidak terjaganya pola makan yang sehat,” jelasnya.
Lia menambahkan angka PTM terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat ditemui saat berkunjung ke rumah sakit dengan adanya antrian panjang masyarakat untuk mendapatkan pengobatan.
“Kita sangat prihatin ketika mengamati kebanyakan orang mengkonsumsi makanan yang secara keseluruhan tidak mengandung sayur dan buah. Apalagi sebagai anak kos sering terlena dengan makanan yang ada dan enak-enak,” katanya.
Lebih lanjut, Lia menejelaskan Piring Pemorsian ini memiliki empat variasi, yaitu normal plate, diabetes plate, obese plate, dan athlet plate. Keempat variasi dibuat agar konsumen lebih mudah menentukan sesuai kondisi masing-masing. Panduan pemorsian yang digunakan yaitu berdasarkan pedoman gizi seimbang yang dibuat oleh Kemenkes (Isi Piringku), kemudian dikembangkan ke dalam berbagai variasi agar lebih memudahkan konsumen sekaligus menyesuaikan dengan kondisi tubuh konsumen.
“Tentu saja pembuatan produk Piring Pemorsian ini telah melalui riset literatur dan melakukan konsultasi pada ahli gizi berkualifikasi (dietitian) di FK-KMK UGM,” terangnya.
Annisa Usfatun Khasanah salah satu anggota tim menambahkan NutriPlate juga mengusung integrasi dalam web yang memungkinkan konsumen untuk mendapatkan edukasi gizi yang akurat. Dalam web, kata dia, terdapat berbagai fitur seperti konten edukasi, menghitung BMI, menu makan konsultasi, dan scanner estimasi kalori.
“Integrasi ini menawarkan manfaat lebih bagi konsumen untuk dapat memperoleh edukasi dan meningkatkan pemahaman pola hidup yang sehat dan pemorsian yang tepat,” paparnya.
Ghifari Nafhan Muhammad Zhafarizza mengungkapkan integrasi menggunakan web ini cukup mudah untuk dikembangkan sekaligus diakses sehingga Tim PKM-K Piring Pemorsian memutuskan untuk menggunakannya. Selaku tim pengembangan teknologi, ia mengaku cukup menghadapi tantangan dalam pembuatan produk ini terutama pada pembuatan desain produk.
Sementara itu Ullen Sentalu Tjinta Laras menerangkan untuk mendapatkan desain yang sesuai, tim mencoba beberapa kali menanyakan kepada publik mengenai mana yang sesuai untuk dapat digunakan. Pembuatan desain NutriPlate, disebutnya, melalui serangkaian uji sampel untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan publik.
“Tentu sedikit menjadi tantangan. Namun, kami senang bisa membuat desain yang sesuai dengan pemahaman masyarakat,” terang Tjinta.
Saat ini, NutriPlate sudah bisa didapatkan melalui berbagai online market seperti Shopee dan Tokopedia. Informasi lebih lanjut mengenai NutriPlate juga bisa didapatkan di berbagai sosial media diantaranya Instagram, Twitter, Facebook, dan TikTok.
Siti Fadilah Noviyanti selaku tim marketing dari NutriPlate berharap bahwa dengan market yang luas mereka dapat menjangkau seluruh nusantara. “Informasi lebih lanjut mengenai NutriPlate dapat dilihat di Instagram kami @pkmkugm_nutriplate,” imbuhnya.
Penulis: Humas FK-KMK UGM – Lintang
Editor: Agung Nugroho
Kontributor: Tim PKM-K NutriPlate UGM