
Tim KKN Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, menyelenggarakan program bimbingan pra nikah yang berfokus pada pencegahan stunting. Program ini diwujudkan melalui perancangan modul bimbingan bagi calon pengantin sekaligus pelatihan bagi fasilitator KUA. Program ini dilaksanakan dengan merancang materi bimbingan Pra Nikah bagi calon pengantin dan melatih fasilitator KUA di Kecamatan Saptosari.
Allodya Vanesh Marcella, mahasiswa Program Studi Sarjana Fakultas Psikologi UGM angkatan 2022 selaku pelaksana kegiatan, mengatakan bahwa pembentukan program ini dilakukan untuk mengembangkan materi Bimbingan Pra Nikah dalam rangka pencegahan stunting. “Pengembangan materi Bimbingan Pra Nikah ini dilakukan dengan membekali ilmu terkait dengan kesiapan psikis dan fisik dalam berkeluarga untuk mencegah stunting,” kata Allodya dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (19/8).
Menurutnya, selama ini program pencegahan stunting hanya berfokus kepada usia balita atau pasca kelahiran anak. Padahal risiko munculnya stunting sudah ada sejak 1.000 hari kehidupan, yaitu di dalam kandungan. “Akan lebih baik apabila pencegahan stunting dimulai dari calon pengantin untuk memberikan kesiapan pengetahuan dan juga psikis,” ujarnya.
Bimbingan ini diikuti sekitar 10 peserta yang berasal dari KUA Kecamatan Saptosari yang nantinya akan menjadi fasilitator dalam menyampaikan materi kepada calon pengantin. Allodya mengatakan, modul yang dikembangkan berisi materi mengenai kesiapan psikis, seperti kesiapan memiliki anak, kemampuan mengelola konflik dalam pernikahan, hingga kesiapan menghadapi tantangan keluarga. “Kita sampaikan bagaimana caranya menyampaikan materi-materi supaya lebih dekat dengan audiens atau calon pengantin,” ungkapnya
Allodya mengungkapkan bahwa para fasilitator yang mengikuti program bimbingan ini merasa sangat terbantu karena selama ini masalah stunting sudah menjadi masalah yang besar di Kecamatan Saptosari. “Jadi para fasilitator juga jadi merasa bisa lebih berperan untuk bisa mengedukasi orang-orang yang akan berkeluarga atau calon pengantin,” katanya.
Melalui modul pelatihan bagi fasilitator KUA untuk program bimbingan pra nikah bagi calon pengantin, Allodya berharap fasilitator KUA dapat memberikan bimbingan yang lebih menyeluruh kepada calon pengantin sehingga mampu menekan angka prevalensi stunting di Kecamatan Saptosari di masa mendatang.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Tim KKN UGM