
Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada mengadakan penyuluhan pentingnya pencegahan stunting sejak dini di Posyandu Pokoh, Kalurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak Sleman. Kegiatan ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak balita. Berkolaborasi dengan mahasiswa FKKMK UGM dan Fakultas Psikologi UGM dalam penyuluhan ini juga dilakukan praktik pengolahan makanan pendamping ASI (MPASI) sehat dan praktik sensory play.
Tria Agustin, angota rim mahasiswa KKN UGM mengatakan penyuluhan berupa edukasi tentang pemenuhan gizi seimbang disampaikan dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan. Para ibu dalam kesempatan ini mendapatkan penjelasan detail terkait periode krusial 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sebagai pemateri, ia menyampaikan penjelasan secara panjang lebar betapa pentingnya pemahaman gizi yang baik dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. “Kita pun memberikan nutrisi sehat berupa telur rebus dan puding jagung pada anak-anak Posyandu Pokoh”, ujarnya, Kamis (7/8).
Tria menjelaskan para ibu dan anak-anak yang hadir di penyuluhan pun diajak bermain melalui permainan sensorik (sensory play) yang sederhana namun tetap edukatif. Permainan ini menggunakan bahan-bahan seperti beras, kapas, kardus bekas. Permainan semacam bongkar pasang, ini bertujuan untuk menstimulasi kemampuan sensorik, motorik, kognitif dan interaksi sosial anak. “Menariknya, salah seorang ibu merespon permainan ini. Menurut para ibu, permainan ini edukatif, bagi mereka permainan ini jauh lebih baik dibanding anak-anak memegang HP,” urainya.
Menurut Tria, para orang tua memberi perhatian terhadap fase tumbuh kembang anak. Mereka pun secara berkala melakukan kegiatan pemeriksaan pertumbuhan anak seperti pengukuran berat dan tinggi badan. “Semua dilakukan guna mendeteksi potensi gangguan tumbuh kembang sejak dini. Tim KKN UGM bersama kader posyandu Dukuh Pokoh pun aktif melakukan pemantauan dan memberikan edukasi lanjutan mengenai pentingnya kunjungan rutin ke Posyand,” terangnya.
Pendekatan yang diterapkan Posyandu Pokoh patut menjadi contoh bagi Posyandu-posyandu lainnya bahwa anak perlu lebih banyak mengonsumsi real food atau makanan asli, bukan makanan instan yang minim gizi. Kegiatan penyuluhan, praktik langsung, dan pendekatan yang ramah anak, disebutnya sebagai aksi nyata mahasiswa KKN-PPM UGM sekaligus membuktikan bahwa edukasi kesehatan tidak selalu membosankan. “Justru dengan cara-cara yang menyenangkan dan membumi menjadikan pesan-pesan penting seperti pencegahan stunting dapat lebih mudah diterima dan dijalankan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho