
Sebanyak 311 mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk periode tahun 2024-2025 mendapat beasiswa Dato Low Tuck Kwong. Penerima beasiswa tersebut terbagi menjadi empat kategori, yakni kategori keluarga kurang mampu sebanyak 180 orang, beasiswa untuk tugas akhir 20 orang, kategori mahasiswa aktivis sebanyak 75 orang dan jalur PBUB (Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi) sebanyak 36 orang. Untuk besaran beasiswa per kategori cukup beragam dari Rp 4,2 juta hingga Rp 5 juta per semester.
Rangga Wicaksono Adi, mahasiswa Fakultas Filsafat angkatan 2022 merupakan salah satu dari penerima beasiswa ini untuk kategori aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), tepatnya Pers Mahasiswa. Dirinya pernah menjabat sebagai ketua Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Bulaksumur pada tahun 2024. Rangga mengaku senang bisa menjadi penerima beasiswa ini setelah mendapatkan informasi yang disebarluaskan oleh Ditmawa UGM, “Dengan adanya info yang cukup banyak ini, semoga membantu teman-teman yang sekiranya memang butuh bantuan, terutama bantuan dana, bisa termotivasi lagi untuk mencari-cari informasi lebih dalam dan tentunya apply supaya diterima beasiswanya,” ujar Rangga, Kamis (19/6).
Lain halnya dengan Syafira Dyah Setyowati sebagai mahasiswa semester akhir angkatan 2021 di Fakultas Psikologi merasa sangat bersyukur. Pasalnya, ia berhasil meraih beasiswa ini pada kategori tugas akhirnya, sesuai dengan kebutuhannya. Dengan beasiswa ini, ia dapat mengalokasikan dananya untuk menyelesaikan seluruh rangkaian penelitiannya. “Skripsi saya meneliti ranah psikologi sosial. Pada semester ini saya membutuhkan bantuan dana karena biaya riset yang saya keluarkan juga tidak sedikit,” ucapnya.
Pada kategori prestasi, Maria Selsavionda Putri Dianthi dari prodi Manajemen Informasi Kesehatan, Sekolah Vokasi, mampu membawanya meraih beasiswa ini berkat bakat dan prestasinya dalam bidang tarik suara yang berhasil meraih medali emas tingkat internasional dalam kompetisi menyanyi. Ia juga aktif bergabung di Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UGM. “Saya mendapat pemberitahuan dari ditmawa bahwa saya menerima beasiswa ini, ternyata sertifikat saya terinput otomatis di simaster. Tentu ini sangat membantu dan memudahkan saya karena saya tidak perlu mendaftar,” paparnya.
Selain ketiga kategori akademik dan nonakademik di atas, seorang mahasiswa dari Sekolah Vokasi juga mendapatkan beasiswa dari kategori tidak mampu, yakni Raditya Jayeswara. Dalam menempuh studi di prodi Teknologi Rekayasa Elektro, Radit menghadapi tantangan ekonomi yang membuatnya berupaya mencari beasiswa. Posisinya sebagai anak sulung dari tiga bersaudara dengan pekerjaan ayah sebagai buruh servis elektronik membuatnya memutar otak agar bisa dapat terus berkuliah. Beruntung, ia mendapatkan informasi beasiswa via Simaster UGM dan setelah mendaftar akhirnya lolos diterima. “Kebutuhan bikin proyek untuk beli komponen bisa saya penuhi melalui beasiswa ini. Selain itu, UKT dan biaya hidup dapat terbantu juga dari sini,” ungkapnya.
Melalui penyaluran beasiswa ini, UGM terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan potensi mahasiswa, baik di bidang akademik maupun non akademik. Adanya beasiswa seperti Dato Low Tuck Kwong dapat mendorong lebih banyak mahasiswa untuk terus berkarya, berprestasi, dan menyelesaikan studi dengan semangat yang tinggi tanpa terbebani persoalan finansial.
Penulis : Bolivia Rahmawati
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto