Dosen dan peneliti UGM yang juga merupakan Dekan Fakultas Geografi, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., menjadi salah satu penerima penghargaan bergengsi dari Les Academies Des Sciences Institut de France, Grand Prix Tremplin-ASEAN, atas kolaborasi yang ia lakukan dengan mitra peneliti dari Universite Paris 1 Pantheon Sorbonne, Prof. Dr. Franck Lavigne.
Penghargaan ini diberikan kepada keduanya, sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi penelitian selama lebih dari 15 tahun terakhir yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang kebencanaan dan kegunungapian. Seremoni pemberian penghargaan dilakukan di Paris, Perancis, pada Selasa (17/10) pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 21.00 WIB.
“Acara pemberian penghargaan dihadiri oleh ilmuwan Perancis terkemuka yang merupakan anggota dewan akademi ilmu pengetahuan Perancis, dan para penerima penghargaan yang sebagian besar adalah orang Perancis. Hanya beberapa orang di luar Perancis yang mendapatkan penghargaan ini,” ucap Danang, Rabu (18/10).
Institut de France sendiri merupakan sebuah lembaga di bawah Presiden Perancis, yang berperan untuk memberikan masukan kepada pemerintah terkait berbagai macam kebijakan. Lembaga ini didirikan pada tahun 1795 untuk menjaga tradisi ilmiah dan memajukan pilar akademik dan inovasi dalam bidang sastra, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Penghargaan Tremplin diberikan oleh Institut de France kepada para peneliti yang memiliki inovasi dan rekam jejak penelitian yang panjang dan berimpak besar dalam berbagai bidang. Grand Prix Tremplin-ASEAN, penghargaan yang diterima Danang, merupakan penghargaan yang diberikan untuk kerja sama bilateral antara pemerintah Perancis dengan negara-negara ASEAN.
Acara seremoni pemberian penghargaan dihadiri oleh Wakil Duta Besar Indonesia untuk Perancis; Ketua Senat UGM, Prof. Dr. Sulistiowati, SH., M.Hum.; serta Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, S.IP., M.Si.
Danang menerangkan, kontribusi ilmiah dari kolaborasi yang ia jalankan berupa penelitian terkait dampak erupsi gunung api di Indonesia, baik pada skala lokal maupun global, serta gangguan iklim yang ditimbulkannya. Melalui penelitian yang dilakukan, Danang berusaha untuk menggali data-data serta catatan sejarah, dan mencocokkannya dengan temuan terkait endapan letusan gunung api di berbagai benua.
“Erupsi tidak hanya berdampak pada skala lokal tetapi juga global. Beberapa catatan menunjukkan bahwa dampak erupsi dari gunung api di Indonesia dirasakan hingga ke benua Eropa, bahkan sampai ke Arktika dan Antartika,” paparnya.
Penulis: Gloria