Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, Program Studi Fisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM menyelenggarakan workshop Pembelajaran Berbasis Studi Kasus (Case-Study) dan Proyek (Project-Based Learning. Workshop dilaksanakan secara luring dengan menghadirkan pemateri Dr. Irwan Endrayanto Aluicius dari Direktorat Kajian dan Inovasi Akademik, dan diikuti para dosen dari Program Studi Fisika.
Workshop pembelajaran dilakukan seiring dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, khususnya terkait Standar Kompetensi Lulusan. Pembelajaran berbasis kasus (Case-Study) sendiri merupakan pembelajaran yang mengharuskan mahasiswa untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah melalui analisis dan diskusi kelompok. Sementara pembelajaran yang berbasis proyek (Project-Based Learning), melibatkan mahasiswa dalam proyek nyata yang mengharuskan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan secara praktis.
Dr. Irwan memaparkan penerapan kedua metode tersebut dapat mendorong mahasiswa untuk bisa memadukan pengetahuan sebelumnya dengan situasi nyata. Para mahasiswa bisa mengembangkan keterampilan sekaligus berpikir kritis dan kolaboratif.
Dalam hal ini, Irwan menandaskan pentingnya metode pembelajaran ini dalam mencapai Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri (IKU-PTN), terutama terkait pencapaian IKU 7 yaitu Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif.
“IKU 7 ini kan mensyaratkan minimal 50 persen dari kelas harus menggunakan metode berbasis kasus (Case-based) dan berbasis proyek (Project-based) untuk dapat dihitung memenuhi standar. Metode ini tentunya tidak hanya meningkatkan keterlibatan mahasiswa, tetapi juga memperkuat kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan,” ujarnya, di FMIPA UGM, Rabu (10/7).
Melalui workshop ini, kata Irwan, Departemen Fisika FMIPA berkomitmen untuk tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan tetapi juga mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing secara global. Penerapan metode inovatif ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang adaptif dan sesuai dengan kebutuhan zaman, serta memastikan tercapainya pendidikan yang inklusif, merata, dan dapat mendorong adanya kesempatan belajar sepanjang hayat.
Irwan sangat berharap dengan menerapkan kedua metode pembelajaran tersebut, para mahasiswa nantinya dapat menganalisis sebuah masalah berdasarkan diskusi maupun pembelajaran mandiri sebelum diskusi (self-study) serta dapat memecahkan masalah dari kasus tersebut. “Inisiatif ini juga mencerminkan upaya UGM dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa kini”, paparnya.
Penulis: Chalis Setyadi – Lintang
Editor: Agung Nugroho
Foto: Ahmad Fathan