Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM mendiseminasikan hasil penelitian perikanan dan kelautan dengan menyelenggarakan Seminar Nasional Tahunan XXI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Seminar Nasional XXI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan XXI dilaksanakan merupakan kegiatan tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Depertemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM mulai tahun 2003.
Seminar yang digelar hari Sabtu (27/7), ini bertujuan untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian perikanan dan kelautan, yang diharapkan dapat diterapkan dan diintegrasikan dengan pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia. Seminar diikuti oleh 149 peserta dari 32 instansi.
Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc. selaku Ketua Panitia dalam laporannya mengatakan institusi yang turut mendiseminasikan hasil penelitian meliputi bidang biologi ikan, bioteknologi akuakultur, genetika & pembenihan, nutrisi & pakan ikan, penyakit & lingkungan, rekayasa akuakultur, biologi perikanan, oseanografi, manajemen sumber daya perikanan, penangkapan ikan, sosial ekonomi perikanan, mikrobiologi & bioteknologi hasil perikanan, mutu & keamanan produk perikanan, pangan fungsional produk akuatik, serta pasca panen hasil perikanan.
Seminar dihadiri Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. dan dibuka Direktur Penelitian UGM, Prof. Dr. Mirwan Ushada, S.T.P., M. App. Life Sc. Saat membuka Mirwan menyampaikan bahwa perikanan dan kelautan merupakan salah satu research flagship UGM pada bidang ketahanan pangan sehingga sinergisitas antara kegiatan penelitian dengan program pembangunan menjadi sangat penting supaya hasil penelitian tersebut dapat berkontribusi secara nyata dalam pembangunan perikanan dan kelautan yang optimal dan berkelanjutan.
Hadir pula dua pembicara kunci, yaitu Dr. Ir. Triyanto, M.Si. (Dosen Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM) dan Dr. Drs. Arif Taslihan, M.Si. (Peneliti Kelompok Riset Akuakultur Payau Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Dr. Ir. Triyanto, M.Si. menyampaikan presentasi bertema Masalah dan Prospek Penggunaan Antibiotik pada Akuakultur Indonesia, dan Dr. Drs. Arif Taslihan, M.Si., menyampaikan tema Permasalahan Penyakit dan Pengendaliannya pada Budidaya Udang.
Triyanto dalam presentasinya mengatakan untuk meningkatkan produksi budi daya perikanan di Indonesia tidak lepas dari penggunaan obat dan antibiotik, sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu perbaikan regulasi dalam penggunaan antibiotik, perlu adanya pendidikan profesi yang mengkhususkan pada bidang kesehatan ikan, serta pencarian obat atau antibiotik baru khusus untuk ikan.
Sedangkan Arief Taslihan mengungkap soal kendala terbesar dalam budi daya perikanan adalah masalah penyakit. Kerugian pada budi daya udang terhadap penyakit telah terjadi hampir di seluruh dunia.
Beberapa jenis penyakit udang yang telah terjadi di Indonesia adalah Monodon Baculo Virus (MBV), Infectious Hematopoietic and Hypodermal Necrotic Virus (IHHNV), White Spot Diseases (WSS), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), White Feces Syndrome (WFS), Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP), dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND). Upaya untuk menanggulangi berbagai penyakit yang menyerang dapat dilakukan dengan beberapa langkah strategis, diantaranya yaitu pelaksanaan surveillance aktif dan penyediaan perangkat deteksi patogen lapang, pengembangan probiotik dan antibiotik, serta vaksinasi dengan molekul yang berasal dari patogen dan inang.
“Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing hasil budi daya perikanan untuk peningkatan konsumsi domestik maupun ekspor,” ujarnya.
Penulis: Agung Nugroho