Demi mewujudkan poin komitmen ke-8 dan ke-9 dalam SDGs (Sustainable Development Goals), yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, Departemen Sejarah sukses mengadakan workshop Alumni Menyapa pada Kamis (15/2). Dalam kesempatan ini, Departemen Sejarah menghadirkan empat narasumber Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama) sekaligus, yakni Letda CAJ M. Ivan Harish, S.Sej., Kenanga Sekar Putri, S.Sej., Hendra Permana, S.Sej., dan Dian Eka Fitriani, S.Sej. untuk berbagi pengalaman pasca lulus mereka kepada para calon wisudawan Periode II TA 2023/2024.
Narasumber pertama membagikan pengalamannya berkarir dalam bidang militer, tepatnya di Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad). Narasumber kedua membagikan pengalaman bekerjanya di MyEduSolve, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang literasi digital. Sementara itu, narasumber ketiga dan keempat yang merupakan sepasang suami-istri membagikan masing-masing pengalamannya bekerja di Museum Multatuli dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Secara umum, keempat narasumber sepakat bahwa jenjang karir bagi para lulusan sejarah sangat terbuka lebar. Selain itu, narasumber juga setuju bahwa selain menulis, salah satu kekuatan utama yang dimiliki oleh para lulusan sejarah adalah keterampilan menganalisis data. Keterampilan tersebut merupakan salah satu indikator penting yang dibutuhkan oleh berbagai bidang pekerjaan saat ini. Namun, dalam menapaki kehidupan pasca lulus itu perlu persiapan yang matang. Langkah itu dimulai dengan mengenali potensi dalam diri dan menyiapkan berbagai instrumen penunjang dalam melamar pekerjaan, misalnya terus berlatih untuk meningkatkan potensi diri serta mempersiapkan LinkedIn dan CV (curriculum vitae) yang baik.
“Aku merangkum sedikit bahwa yang perlu disadari yang pertama adalah kemampuan diri sendiri itu apa. Salah satu kemampuan yang sudah kita pegang dari jurusan kita sejarah, terus juga sudah dibekali dari Departemen lewat internship atau magang adalah kemampuan kita menulis. Itu yang menjadi pegangan awal. Jadi baik mau di Dinas Sejarah TNI AD, maupun di start-up, maupun di ANRI dan di museum, kekuatan kita tentang menulis, menganalisis data, merangkai periodisasi dan sebagainya itu menjadi suatu bekal yang ternyata cukup penting di dunia kerja. Dan overall semuanya, terima kasih untuk Kasagama dan Departemen karena sudah memberikan kegiatan hari ini yang sangat membantu untuk kita sebagai fresh-graduate,” tutur Aulia, salah satu mahasiswa Program Studi Sejarah angkatan 2019 yang hadir di kegiatan tersebut.
Sada, mahasiswa Program Studi Sejarah angkatan 2019 turut mengungkapkan pendapatnya. “Adanya acara temu alumni Kasagama yang dilakukan oleh Departemen bagi saya sangatlah membantu untuk ke depannya bagi jenjang karir yang akan saya pilih atau pun jalani pasca dunia perkuliahan. Saya sangat berterima kasih kepada Departemen dan kakak-kakak pengisi acara yang telah memberikan insight atau ilmu-ilmu awal bagi saya mengenai dunia pekerjaan. Dan semoga ke depannya bagi para wisudawan dan saya pribadi mendapatkan pekerjaan atau pun pilihan jenjang yang sesuai dengan yang diinginkan dan yang terbaik untuk masing-masing.”
Memang, dalam beberapa tahun ini Departemen Sejarah terus berupaya meningkatkan keterampilan tambahan bagi para mahasiswanya. Jalinan komunikasi yang baik pun terus dibangun dengan Kasagama agar memotivasi, menjembatani, serta meningkatkan rasa percaya diri bagi para calon wisudawan. Hal ini merupakan upaya untuk menyadari bahwa proses belajar tidak berhenti ketika wisuda. Apa yang telah diperoleh ketika belajar di Departemen Sejarah merupakan bekal yang jika dikembangkan dapat semakin padat, berisi, dan bermanfaat karena sejarah merupakan sumber inspirasi untuk banyak hal.