Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang perlu memahami dan menerapkan prinsip pendidikan vokasi dengan baik. Hal ini merupakan fondasi yang kuat untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi Indonesia.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Ir. Rachman Arief Dienaputra M.Eng., pada peringatan puncak Dies ke-14 Sekolah Vokasi UGM. Menurutnya, pendidikan vokasi memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan kerja dan semua pihak menyadari tingkat pengangguran di kalangan perguruan tinggi saat ini terus meningkat.
“Dengan pendidikan vokasi yang terstruktur dengan baik, para lulusan memiliki ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, yang akan membantu mereka mendapatkan pekerjaan lebih mudah,”ujar Rachman Arief di Ballroom, Gedung TILC Sekolah Vokasi UGM, Jumat (27/10).
Ia juga menyebutkan pendidikan vokasi berperan dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi negara. Dengan lulusan pendidikan vokasi yang andal dan berkualitas, sektor industri dan bisnis akan memiliki tenaga kerja terampil yang dapat menghadapi persaingan global dengan lebih baik.
Hal ini tentunya memungkinkan Indonesia untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih berkualitas, serta membantu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pendidikan vokasi pun disebutnya mampu menciptakan kesempatan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi.
“Dengan ketrampilan yang dimiliki oleh lulusan vokasi, mereka dapat menjadi wirausahawan dan menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini tentunya tidak hanya mengurangi angka pengangguran namun juga memberdayakan individu-individu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Untuk saat ini, kata Rachman Arief, pendidikan vokasi bukanlah pilihan kedua melainkan pilihan yang setara dengan pendidikan formal lainnya. Oleh karena itu, pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bekerjasama meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan vokasi di seluruh negeri.
Beberapa tantangan dalam pendidikan vokasi di Indonesia saat ini, antara lain kurikulum pendidikan vokasi yang belum selaras dengan kompetensi kebutuhan dunia kerja, sarana prasarana dan infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan, serta belum optimalnya kerjasama dengan perusahaan, lembaga pemerintah, dunia usaha dan dunia industri.
Dalam era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, menurut Rachman Arief, penting bagi Indonesia untuk menciptakan tenaga kerja yang siap bersaing. Mencetak sumber daya manusia yang siap menerapkan inovasi teknologi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Pembangunan yang dapat memberikan nilai tambah dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya serta berkelanjutan.
“Hal itulah yang menjadi dasar mengapa pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam menjawab tantangan zaman. Karenanya mari secara bersama mendukung dan mendorong pendidikan vokasi di Indonesia agar dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah dan makmur,” ucapnya.
Memperingati Dies Natalis ke-14, bagi Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., mengatakan tidak hanya menjadi momen penting, namun juga menjadi sebuah pijakan untuk refleksi dan evaluasi terhadap peran Sekolah Vokasi dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemanusiaan.
“Dies Natalis ke-14 tahun ini mengusung tema kolaborasi, inovasi, solusi, dan hilirisasi untuk kemanusiaan dan kesejahteraan, dan kami menyadari bahwa tantangan yang akan dihadapi kedepan oleh masyarakat dan dunia vokasi semakin kompleks,” ucap Dekan.
Tema Dies Natalis kali ini, ditandaskan Agus, menggarisbawahi komitmen Sekolah Vokasi UGM untuk tidak hanya menjadi pengamat, tetapi turut serta menjadi agen perubahan yang proaktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan krusial yang ada didalam masyarakat. Kolaborasi, inovasi, solusi, dan hilirisasi adalah empat pilar utama yang akan membimbing perjalanan Sekolah Vokasi UGM menuju kesejahteraan bersama.
“Tentunya, untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut, perlu adanya kolaborasi, sinergi, harmoni dan progressif dari seluruh elemen yang ada di Sekolah Vokasi UGM,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Dekan Sekolah Vokasi UGM menyampaikan laporan capaian, upaya kolaborasi, dan inovasi yang telah terlaksana dari masing-masing bidang, antara lain Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bidang Keuangan, Aset, dan SDM, Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dan Bidang Kerja Sama dan Alumni. Tentu saja segala capaian, diakuinya tidak lepas dari peran serta dukungan departemen, program studi, aboratorium dan seluruh civitas akademika Sekolah Vokasi UGM.
“Harapannya Sekolah Vokasi dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan baik di UGM maupun Indonesia. Semangat kolaborasi, inovasi, solusi, dan hilirisasi tidak akan tercapai tanpa kontribusi dan dukungan Bapak, Ibu sekalian. Kami berharap agar kolaborasi, inovasi, solusi, dan hilirisasi terus menjadi pendorong utama bagi kebaikan bersama,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho