Center for Digital Society (CfDS) UGM berkolaborasi bersama Traveloka mendiskusikan urgensi pentingnya Revitalisasi Sektor Pariwisata Melalui Inovasi Digital . Diskusi yang dikemas melalui kegiatan DigiTalk #60 menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya. Mereka adalah Muhammad Sidiq Wicaksono (Dosen Bisnis Perjalanan Wisata Vokasi UGM), Widyasari Listyowulan (Vice President, Public Policy & Government Relations Traveloka), dan Wahyu Wikan Trispratiwi (Wakil Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DIY).
Tema Revitalisasi Sektor Pariwisata Melalui Inovasi Digital penting dibahas mengingat pariwisata digital di Indonesia kini mengalami kemajuan pesat dengan memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan destinasi, pemesanan online, dan pengalaman virtual. Revitalisasi pariwisata digital sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing global, memperluas jangkauan pasar, dan memberikan pengalaman wisatawan yang lebih terkoneksi.
Muhammad Sidiq Wicaksono memandang fenomena pariwisata digital (digital tourism) menjadi salah satu fondasi ekonomi digital (digital economy). Ia berpandangan melalui digitalisasi dapat merevitalisasi sektor pariwisata dan mampu meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas.
“Pariwisata yang telah terintegrasi dalam sistem digital memungkinkan pemesanan terkait wisata secara online dan ini memberi pengalaman virtual bagi konsumen,” katanya di ruang Auditorium Bulaksumur B, Fisipol UGM, Kamis (14/12).
Sidiq menandaskan implementasi digital tourism harus tetap mempertimbangkan pendapatan adil untuk komunitas lokal dan tetap membuka partisipasi komunitas, keberagaman budaya, dan pelestarian alam. Menurutnya, Goal utamanya dari digital tourism sebagai bentuk kepariwisataan masa kini adalah membersamai digitalisasi dengan sustainability.
Menanggapi kebutuhan akan revitalisasi sektor pariwisata tersebut, Widyasari selaku Vice President, Public Policy & Government Relations Traveloka memperkenalkan Traveloka sebagai pelaku usaha di bidang travel platform yang membantu pelaku usaha di industri pariwisata mempromosikan penawaran produk atau jasa mereka ke khalayak yang lebih luas. Traveloka turut berperan vital dalam mendukung pertumbuhan pariwisata Indonesia.
Pada 2022, Indonesia mencapai peringkat ke-32 dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) dengan kontribusi PDB pariwisata meningkat menjadi 3,6 persen. Dampak signifikan Traveloka diberikan sebagai kontribusi rata-rata 0,22 persen per tahun terhadap PDB, menciptakan nilai tambah bruto dan mendukung lebih dari 1,5 juta pekerja.
“Melalui beragam produk dan layanan, Traveloka juga berupaya mendukung inklusivitas dan keberlanjutan, menjadikannya pelaku utama dalam transformasi positif sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” terangnya.
Sebagai praktisi wisata khususnya di bidang perhotelan dan restoran, Wikan Trispratiwi menyampaikan industri hospitality menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sektor pariwisata. Ia pun kini mengaku mendukung gerakan digitalisasi pariwisata, termasuk penyediaan layanan online travel agent (OTA).
Digitalisasi pariwisata melalui penggunaan teknologi seperti MetaSearch sites, contactless payments, mobile check-in, dan cloud-based property management systems (PMS), disebutnya bermanfaat untuk peningkatan efisiensi operasional serta keamanan dan kenyamanan tamu. Dengan terus mengikuti tren inovasi dan teknologi, bisnis hospitality dapat menjaga daya saing, mengoptimalkan pendapatan, dan memberikan pengalaman yang luar biasa kepada banyak tamu.
“Meski begitu digitalisasi sektor pariwisata tetap menghadirkan tantangan, seperti isu privasi, cybersecurity, dan ketidaksetaraan akses digital yang harus segera dimitigasi,” ucapnya.
Penulis : Agung Nugroho