Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) akan menyelenggarakan Global EduFair (GEF) 2025 pada Kamis (6/11) mendatang sebagai bagian dari program unggulan GIK Education Festival. Pameran edukasi global ini menjadi inisiatif perdana GIK UGM dalam menghadirkan wadah kolaboratif antara perguruan tinggi dunia, mahasiswa, dosen, dan pengelola kampus untuk memperluas jejaring internasional di bidang pendidikan tinggi. Kegiatan tersebut juga diharapkan membuka ruang bagi generasi muda untuk menggali peluang akademik dan profesional di tingkat internasional.
Executive Director GIK UGM, Alfatika Aunuriella Dini, menyampaikan bahwa Global EduFair menjadi langkah awal bagi GIK UGM dalam membangun ekosistem pameran edukasi global tahunan. Melalui kehadiran berbagai perguruan tinggi dunia dan lembaga beasiswa, GEF diharapkan menjadi ruang interaksi langsung antara mahasiswa, dosen, dan mitra global. Ajang ini juga menjadi sarana strategis untuk memperluas eksposur internasional dan memperkuat jejaring akademik lintas negara. “Global EduFair merupakan langkah awal GIK UGM dalam menciptakan pameran edukasi global tahunan yang menjadi rujukan bagi institusi pendidikan di Indonesia,” ujarnya, Selasa (4/11).
Sebagai pusat inovasi dan kreativitas UGM, GIK dirancang sebagai super creative hub yang memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam satu ekosistem kolaboratif. Berada di atas lahan seluas lima hektar dengan luas bangunan 90.000 m², GIK mengusung konsep smart, modern, and digital greenery yang mendukung kegiatan akademik dan kreatif secara berkelanjutan. Fasilitasnya mencakup ruang kelas modern, galeri seni, auditorium, area pameran, hingga botanical rooftop garden seluas 2,2 hektar. “GIK hadir sebagai ruang terbuka bagi sivitas akademika dan masyarakat untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam semangat lintas disiplin,” terang Alfatika.

Lebih dari sekadar ruang inovasi, GIK UGM memiliki visi menjadi pusat kreatif dan pengolahan data bertaraf dunia berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI). Inisiatif ini diharapkan menjadikan GIK sebagai magnet bagi perusahaan global, lembaga riset, dan pelaku seni budaya yang ingin berkolaborasi dengan UGM. Melalui pendekatan berbasis data dan teknologi, GIK berupaya memperkuat kontribusi UGM dalam mengembangkan solusi inovatif bagi masyarakat. “Kami ingin GIK menjadi jembatan antara dunia pendidikan, industri, dan komunitas kreatif yang saling memperkuat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, GIK UGM juga menjadi penyelenggara sekaligus mitra kreatif resmi European Higher Education Fair (EHEF) 2025 di Yogyakarta. Kolaborasi ini menjadi bukti komitmen GIK dalam menghadirkan ekosistem pendidikan global yang terbuka terhadap kolaborasi lintas negara dan lintas disiplin ilmu. Lebih dari 80 institusi dari 17 negara anggota Uni Eropa akan berpartisipasi dalam ajang tersebut, membuka peluang kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi. “Kolaborasi ini memperkuat posisi GIK sebagai simpul penting pertukaran pengetahuan antara Indonesia dan dunia,” jelas Alfatika.

Melalui GIK Education Festival, yang terdiri dari dua program utama yaitu Global EduFair (GEF) dan European Higher Education Fair (EHEF), GIK UGM menegaskan komitmennya dalam memperkuat posisi Yogyakarta sebagai kota pendidikan global. Kedua ajang ini saling melengkapi, dengan GEF yang menampilkan institusi pendidikan dari berbagai belahan dunia, sementara EHEF berfokus pada perguruan tinggi Eropa. “Dua acara ini dirancang untuk memberikan pengalaman komprehensif bagi mahasiswa dalam merencanakan masa depan akademik dan profesionalnya,” ujar Alfatika.
Alfatika menuturkan kehadiran GIK UGM sebagai tuan rumah dua pameran edukasi internasional tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya memperluas kolaborasi global pendidikan tinggi Indonesia. Melalui kegiatan ini, UGM memperkuat perannya sebagai universitas yang terbuka terhadap jejaring akademik dunia dan pengembangan sumber daya manusia unggul. “Kami berharap inisiatif ini menjadi awal dari terbangunnya ekosistem pendidikan tinggi Indonesia yang semakin terbuka terhadap kolaborasi global,” pungkasnya.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Dok UGM
