Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk., Antonius Widodo Mulyono memberi tips dan kiat sukses meniti karir pada 1816 calon wisudawan yang mengikuti acara Pembekalan dan Gladi Bersih Wisuda Pascasarjana UGM, Selasa (22/10) di Grha Sabha Pramana.
Widodo mengisahkan perjalanan karirnya setelah berhasil menyandang gelar sarjana ekonomi dan magister manajemen di UGM. Pria asal Klaten, Jawa Tengah ini mengutarakan bahwa para wisudawan harus berani mencoba seperti dirinya dulu saat memulai karir di BCA, “Tidak harus ikut arus. Teman-teman seangkatan saya tahun 80-an dulu melamar di bank BUMN, saya justru mendaftar di BCA,” tuturnya.
Widodo memulai karirnya di BCA mulai tahun 1987. Dalam perjalanannya, beliau menapaki karir sebagai staff hingga kemudian mengemban jabatan sebagai Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Divisi Bisnis Komersial & Small Medium Enterprise (SME) BCA. Pada tahun 2014–2015, Widodo sempat beralih ke industri asuransi sebagai Komisaris BCA Insurance. Setelahnya, beliau menduduki jabatan Direktur Bisnis Bank DKI tahun 2015–2018. Menurutnya, growth mindset menjadi hal yang penting dalam manuver karir agar dirinya dapat adaptif dan resilien walau sempat merasakan terpaan badai krisis ekonomi pada tahun 98 silam, “Meskipun teman-teman nantinya mengeksplorasi berbagai peran dalam pekerjaan, sama halnya seperti saya, kita tetap harus mengutamakan work-life balance,” pesannya.
Meski perkembangan dunia terus berubah, sebagai generasi baby boomer, kata kata Widodo, ia terus berusaha belajar terhadap perkembangan zaman. “Saya pun tidak malu bertanya dengan yang lebih muda,” ucapnya di depan para wisudawan.
Widodo mengaku senantiasa giat mempelajari berbagai hal dan berusaha selalu terhubung dengan hal-hal baru itulah, Widodo diangkat untuk menjadi Direktur BCA mulai tahun 2022.
Yang tidak kalah penting menurutnya, kunci dari keberhasilan dalam meniti karir adalah pentingnya meningkatkan emotional intelligence agar dapat terbuka menerima masukan. Widodo turut memberikan serangkaian tips untuk berkarir pasca wisuda. Menurutnya, memiliki faktor pembeda dapat menjadi daya tarik apabila individu dapat membentuk hal tersebut menjadi sebuah keunikan. Tidak cukup sampai disitu, Widodo menyarankan agar wisudawan membuat action plan dengan metode SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely) agar target yang dimiliki lebih konkrit.
Menurutnya, privilege sebagai Kagama juga perlu dimanfaatkan dengan membangun relasi positif yang sesuai dengan nilai ke-UGM-an. Beliau menegaskan agar wisudawan selalu mempertahankan nilai integritas, etika, dan inklusivitas. Beliau mencontohkan kegiatan yang diusungnya di BCA dengan menyelenggarakan operasi katarak, menyelenggarakan bakti kesehatan, pencegahan stunting, mendirikan klinik-klinik di Jabodetabek, serta bakti pendidikan yang beliau didedikasikan sebagai alumnus UGM. “Wisuda bukan artinya selesai belajar, tapi meneruskan belajar untuk mengarungi kehidupan,” pungkasnya.
Penulis : Bolivia
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Kantor Alumni